Mencari Peluang Batalkan Larangan Ekspor Rotan

Mencari Peluang Batalkan Larangan Ekspor Rotan
Mencari Peluang Batalkan Larangan Ekspor Rotan
Pihak Kemendag tidak menampik bahwa kebijakan yang diklaim untuk menumbuhkan industri dalam negeri itu lebih banyak melihat kondisi sentra industri di Cirebon. “Mereka mengakui bahwa kebijakan itu karena ada desakan dari pengusaha rotan di Cirebon. Makanya mereka kaget ketika mengetahui kondisi di daerah kita karena selama ini mereka tidak ada laporan tentang kondisi di daerah kita,” sambung Dahlan.

Menurut Dahlan, pihak Kemendag menaruh perhatian atas nasib petani dan pengusaha rotan di daerah kita. Setelah mendengar panjang lebar tentang kondisi masyarakat di daerah kita, pejabat di Kemendag menyarankan agar kita terus melanjutkan upaya dalam menuntut pencabutan larangan ekspor rotan mentah tersebut, atau setidaknya ada revisi yang lebih memihak pada kondisi dunia usaha sektor rotan di daerah kita.

“Tapi mereka menyarankan, agar suara kita lebih kuat maka kita di daerah harus segera membentuk asosiasi petani dan pengusaha rotan, kalau bisa sebelum Januari. Jadi suara penolakan kita lebih kuat karena bukan atas nama perseorangan atau badan hukum tertentu, tetapi atas nama masyarakat luas.  Desakan penolakannya harus kuat. Itu saran dari mereka juga,” ujar Dahlan.

Tidak hanya itu, kata dia, rencananya akan dilakukan pertemuan tiga kementerian terkait yaitu Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Kehutanan untuk kembali membahas masalah ini. “Mereka menjanjikan akan menjadwalkan pada Januari nanti untuk mengundang kita ikut hadir dalam pembahasan tersebut. Intinya, kita sama-sama berjuang karena masih ada harapan,” pungkas Dahlan.

SAMPIT – Kabar gembira bagi petani dan pengusaha rotan di Kalteng, khususnya Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang kini terpuruk setelah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News