Mendadak Sirene Berbunyi, Warga Lereng Gunung Merapi Panik, Ternyata..

Mendadak Sirene Berbunyi, Warga Lereng Gunung Merapi Panik, Ternyata..
Foto: diambil dari Radar Jogja

Tak hanya itu, warga juga meminta anggota komunitas segera mematikan sirine dan strobo.

Kombes Yuliyanto memahami kepanikan warga. Terlebih adanya trauma erupsi Merapi 2010.

Suara sirine merupakan sistem peringatan dini di kawasan Pakem dan Cangkringan.

Apabila menyala maka warga wajib mengungsi ke bawah.

“Ya sangat disayangkan ada kejadian seperti itu. Sebenarnya kalau mau melintas tidak apa-apa, asal jangan menyalakan sirine atau strobo. Dalam kondisi seperti ini pasti warga masih menyimpan trauma erupsi 2010,” katanya.

Dalam kesempatan ini, pihaknya juga membenarkan adanya pengawalan oleh pihak kepolisian. Hanya saja pengawal dari rombongan ini adalah Patwal Polres Magelang. Diketahui bahwa rombongan ini berasal dari komunitas luar Jogjakarta.

“Benar, tetapi yang mengawal rombongan Toyota Fortuner Indonesia itu dari Patwal Polres Magelang. Sorenya dari pihak pengawal dan komunitas sudah bertemu warga. Meminta maaf atas kejadian tersebut,” ujarnya.

Diketahui komunitas Toyota Fortuner Indonesia menggelar bakti sosial di barak pengungsian Glagaharjo. Sementara lokasi menginap berada di kawasan Kaliurang Pakem. Selama perjalanan menuju barak Glagaharjo juga dilakukan pengawalan.

Dalam kondisi Gunung Merapi berstatus siaga, bunyi sirene dianggap warga merupakan peringatan untuk segera mengungsi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News