Mendarat di Sungai, Bisa Dimakan Buaya
Kamis, 10 September 2009 – 10:44 WIB

SELAMAT- Lettu Erwin saat dievakuasi dari reruntuhan pesawat. Foto: Radar Tarakan/JPNN
Lulusan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug 1999 itu lalu menceritakan detik-detik pesawat intai maritim TNI AL tipe (N22) Nomad P 837 sebelum jatuh di daerah tambak wilayah Mentadau, Sekatak Bengara, Kabupaten Bulungan, Senin (7/9) lalu.
Baca Juga:
”Kejadian itu berawal saat mesin kanan pesawat mendadak tak berfungsi dan pesawat berada di posisi ketinggian 450 feet,” kata Erwin.
Saat mengetahui mesin pesawat sebelum kanan dalam kondisi tak berfungsi, Erwin sempat memutuskan tetap menerbangkan Nomad ke Tarakan. Sebab, jarak lokasi dia berada dengan Bandara Juwata Tarakan tidak terlalu jauh. ”Hanya sekitar 23 mil,” sebutnya.
Namun rencananya menerbangkan Normad hingga sampai ke Tarakan, akhirnya urung dilakukan. Sebab tanpa diduga sebelumnya, ternyata mesin pesawat sebelah kiri juga ikutan tak berfungsi.
LETTU (P) Erwin Wahyuwono, Pilot Nomad TNI AL yang jatuh di tambak di daerah Mentadau, Sekatak Bengara, Kabupaten Bulungan, sempat tak menyangka
BERITA TERKAIT
- 2 Tempat Usaha Hiburan Tanpa Izin di Sudirman Disegel, Lihat
- 2 Kapten Infranteri Tangkap Bandar Narkoba di Bima, Kolaborasi dengan Warga
- Ahmad Luthfi Minta Fatayat NU Terlibat dalam Program Kecamatan Berdaya
- Kecelakaan Beruntun Tol Semarang, Truk Tronton Terguling, Sopir Pick-up Luka-luka
- ZCorner Dorong UMKM Halal dan Pemberdayaan Mustahik
- Bandar Narkoba Diringkus Polda Kalteng Dijerat Pasal Pencucian Uang, Terancam Lama di Penjara