Menelusuri Perjuangan Petani Indonesia demi Secangkir Kopi Warga Australia

Tapi Opal Coffee lebih memilih untuk mengekspor kopi arabika ke Australia, termasuk memasok kopi ke 'The Little Man Cafe' di Melbourne.
Menurut Hendra sudah ada pergeseran minat konsumsi kopi robusta, yang kebanyakan diolah menjadi kopi instan, ke arah kopi arabika yang digunakan untuk membuat kopi yang 'fresh'.
Belum lagi ada faktor usia konsumen, diminta penikmat kopi robusta instan kini sudah menua, tambahnya.
"Orang-orang yang muda sepuluh tahun yang lalu, sekarang mereka kerja di kantor dan minum kopi arabika di kafe, bukan minum yang instan."

'Harga kopi arabika lebih tinggi'
Pembicaraan tentang kopi arabika di Indonesia tidak terlepas dari kopi gayo, salah satu varietas yang merupakan komoditi unggulan nasional asal dataran tinggi Gayo di Aceh Tengah.
Kepada Natasya Salim dari ABC News, seorang petani kopi paruh waktu di perkebunan di Gayo mengatakan sebelumnya mereka pernah menanam jenis kopi robusta tapi kini beralih ke arabika.
"Dulu banyak juga robusta [tapi] belakangan karena permintaan pasar maka orang-orang lebih [fokus menanam] arabika ... dan harganya juga lebih tinggi," kata Sri Wahyuni.
Biji kopi asal Indonesia sudah dijual dan dihidangkan menjadi secangkir espresso atau cappucino di banyak negara, termasuk di kota Melbourne yang terkenal akan budaya 'ngopi'-nya
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Launching Penanaman Jagung Pipil, AKBP Fahrian: Kami Ingin Berhasil Sampai Panen
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM