Menelusuri Perjuangan Petani Indonesia demi Secangkir Kopi Warga Australia

Menelusuri Perjuangan Petani Indonesia demi Secangkir Kopi Warga Australia
Australia telah diakui dunia sebagai salah satu negara yang menyajikan kopi terenak. (Facebook: The Little Man Coffee)

Sementara itu, Indonesia menempati posisi ke-12, setelah India di urutan ke-10 dan Prancis di urutan ke-11.

  • Di tahun 2019, dari total AUD$643,664,000 (Rp6,42 triliun) Australia mengimpor kopi dari Indonesia senilai AUD$15,283,000 (Rp152 milyar)
  • Nilai impor tersebut meningkat tipis dibandingkan tahun 2018, yakni sebesar AUD$15,162,000 (Rp151 milyar)

 

Namun, menurut Hendra Tanuli, pemilik perusahaan eksportir dan importir kopi Indonesia 'Opal Coffee', jumlah kopi dari Indonesia di Australia sudah mulai meningkat.

"Sudah meningkat dan juga sudah dikenali sebagai kopi yang kualitasnya konsisten. Meskipun kopi kita mahal, tapi orang mengerti," kata Hendra.

Alasan kopi Indonesia mahal, menurut Hendra, karena biaya produksi yang tinggi akibat hasil panen yang rendah.

Menelusuri Perjuangan Petani Indonesia demi Secangkir Kopi Warga Australia Photo: Hendra Tanuli mengatakan jumlah kopi dari Indonesia yang diekspor ke Australia perlahan meningkat (Koleksi pribadi)

 

Hendra mengatakan hingga saat ini, 'Opal Coffee' hanya mengeskpor kopi arabika, yaitu jenis kopi yang paling banyak dikonsumsi di dunia.

Produksi kopi di Indonesia sebenarnya didominasi oleh jenis robusta, yaitu sebesar 72,84 persen di tahun 2019.

Biji kopi asal Indonesia sudah dijual dan dihidangkan menjadi secangkir espresso atau cappucino di banyak negara, termasuk di kota Melbourne yang terkenal akan budaya 'ngopi'-nya

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News