Menengok Dapur Masjid Istiqlal Menyiapkan 3 Ribu Kotak Makan Buka Puasa

Pencicip Masakan Andalkan Pegawai yang Berhalangan

Menengok Dapur Masjid Istiqlal Menyiapkan 3 Ribu Kotak Makan Buka Puasa
Juru masak Masjid Istiqlal menyiapkan masakan untuk buka bersama, Minggu (21/6). Mereka memerlukan waktu setengah hari untuk memasak. Foto: Bayu Putra/Jawa Pos

Setelah semua matang, seluruh menu itu langsung dikirim ke bagian pengepakan di ruangan terpisah. Di ruangan yang tidak terlalu luas itu, 30 orang bekerja sesuai dengan tugas masing-masing. Ada yang memasukkan nasi, lauk, sayur, kerupuk, hingga bertugas mengikat kotak makanan itu dengan karet agar kuat. Paling lambat pukul 16.00, seluruh masakan sudah harus siap di dalam masjid untuk dibagikan kepada jamaah.

Sekitar pukul 16.30, jamaah mulai dipersilakan masuk ke ruang berbuka di dekat perpustakaan masjid di lantai 1. Mereka diatur duduk berjajar dan bersaf saling memunggungi di sepanjang lorong. Kemudian, para petugas membagikan gelas, sedangkan petugas yang lain menuangkan teh atau susu dan dilanjutkan dengan pembagian kurma.

Untuk membagikan menu tersebut kepada jamaah, takmir masjid mengerahkan 70 petugas. Itu semua dilakukan agar pembagian bisa cepat dan tertib. ’’Begitu buka puasa tiba, mereka langsung berbaur dengan jamaah,’’ tutur pria yang mengaku sudah 20 tahun menjadi pengurus Masjid Istiqlal tersebut.

Sesaat kemudian, sajian buka puasa mulai dibagikan. Menu yang disajikan sore itu bukan hanya sumbangan Kedubes Uni Emirat Arab di Jakarta. Ada pula donatur perseorangan atau perusahaan yang menyumbangkan takjil berupa kurma atau nasi kotak.

Sembari menunggu saat berbuka puasa tiba, para jamaah menghabiskan waktu dengan membaca Alquran dan berzikir. Takmir masjid mensyaratkan jamaah yang hendak mengikuti buka bersama untuk berwudu lebih dahulu. Setengah jam sebelum berbuka, pengurus takmir akan memimpin jamaah untuk berzikir bersama.

Hasanuddin menuturkan, selama ini jumlah kotak makanan relatif bisa memenuhi jamaah yang berbuka puasa di Istiqlal. ’’Tetapi, kadang untuk akhir pekan tidak cukup karena jamaahnya bertambah banyak,’’ ucapnya.

Minggu sore itu, jamaah yang hadir memang meluber. Akibatnya, ada beberapa orang yang tidak kebagian takjil. Namun, mereka tidak perlu khawatir. Sebab, takmir Masjid Istiqlal membolehkan beberapa pedagang makanan berjualan di sekitar masjid menjelang waktu berbuka. Jamaah yang tidak kebagian takjil pun bisa membeli makanan.

’’Kadang ada juga jamaah yang setelah berbuka minta nambah. Kalau misalnya masih ada, pasti kami beri,’’ tuturnya, lantas tersenyum. (*/c5/ari)


Bagaimana Masjid Istiqlal menyiapkan ribuan takjil dan makanan untuk buka bersama setiap hari? Siapa orang-orang ’’penting’’


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News