Mengaku Bokek, Republik Islam Iran Tetap Jorjoran untuk Urusan Nuklir
jpnn.com, TEHERAN - Meski mengaku dilanda kesulitan ekonomi akibat sanksi Amerika Serikat, Republik Islam Iran tetap jorjoran untuk urusan nuklir.
Kantor berita Tasnim pada Senin (6/7) melaporkan bahwa Teheran berencana membangun struktur canggih untuk menggantikan bagian yang rusak di fasilitas nuklir Natanz.
"Pengaturan yang diperlukan telah dibuat untuk membangun kembali gudang yang rusak di fasilitas nuklir Shahid Ahmadi Roshan (Natanz) dan sebuah gudang yang lebih besar dengan peralatan yang lebih canggih untuk menggantikannya," kata Behrouz Kamalvandi dari Organisasi Energi Atom Iran (AEOI).
Menurut Kamalvandi, seharusnya lebih banyak mesin sentrifugal diproduksi di gudang yang rusak itu. Dia menambahkan bahwa sebagian alat pengukuran dan presisi di dalam gudang telah rusak.
Dia pun memastikan insiden yang merusak sebagian Natanz tidak menimbulkan gangguan bagi program pengayaan Iran. Namun, harus diakui hal itu dapat memperlambat pengembangan dan pembuatan mesin-mesin canggih dalam jangka menengah.
"Kami akan menebus perlambatan ini dengan kerja sepanjang waktu dan upaya gigih mitra kami di organisasi," kata juru bicara itu.
Pada Kamis (2/7), Iran mengumumkan bahwa kebakaran yang terjadi di fasilitas nuklir Natanz tidak mengakibatkan kerusakan pada instalasinya, tetapi memengaruhi salah satu struktur yang digunakan untuk menyimpan persediaan barang.
Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran (SNSC) pada Jumat (4/6) mengumumkan bahwa para ahli negara itu telah menentukan penyebab utama insiden tersebut dan akan mengumumkannya pada waktu yang tepat. (xinhua/ant/dil/jpnn)
Meski mengaku dilanda kesulitan ekonomi akibat sanksi Amerika Serikat, Republik Islam Iran tetap jorjoran untuk urusan nuklir.
Redaktur & Reporter : Adil
- Sebut BI Fast Punya Kelemahan, Deni Daruri Sarankan Belajar dari AS
- China Menilai Amerika Serikat Munafik, Sorot Bantuan untuk Ukraina
- DBL Camp 2024 Hadir di Jakarta, Ratusan Pelajar Berebut 12 Tiket ke Amerika Serikat
- Belanja Militer Dunia Nyaris Tembus Rp 40 Kuadriliun, 3 Negara Ini Paling Boros
- Kecewa Berat, Palestina Tinjau Ulang Hubungan dengan Amerika Serikat
- Fraksi PKS Kecewa AS Memveto Keanggotaan Penuh Palestina di PBB