Mengapa Anak-anak Muda China Menyebut diri Sendiri 'Miskin' dan 'Jelek'?

Mengapa Anak-anak Muda China Menyebut diri Sendiri 'Miskin' dan 'Jelek'?
Mengapa Anak-anak Muda China Menyebut diri Sendiri 'Miskin' dan 'Jelek'?

"Sekali qiou, selalu qiou," gurau H_Hide.

Beberapa anak muda, seperti Xingliang Liu, mengambil pendekatan yang lebih pragmatis: "Meskipun miskin dan jelek, saya masih memutuskan untuk menjalani kehidupan yang kuat."

Ironisnya, generasi kelas menengah yang dibesarkan di bawah kebijakan satu anak China, yang dihapuskan pada akhir 2013, telah menikmati jumlah kekayaan yang sebelumnya tidak pernah terdengar oleh orang tua dan kakek nenek mereka.

Namun terlepas dari peluang, beberapa merasa kesuksesan tidak dapat dicapai.

"Penggabungan karakter baru "qiou" mengungkapkan jika anak-anak muda China sadar bahwa pencapaian materi dan kesuksesan sosial tidak sejalan dengan kerja keras," kata Dr Cai.

Di saat tingkat pengangguran resmi China mencapai 3,95 persen pada September, termasuk titik terendah dalam beberapa tahun, lowongan pekerjaan tetap sangat kompetitif dan banyak anak-anak muda berjuang dengan harga rumah yang tidak terjangkau dan biaya hidup yang meningkat, terutama di kota-kota besar.

Dr Cai mengatakan beberapa orang sekarang tak lagi menjalankan norma-norma yang dianggap dewasa, seperti menikah, memiliki anak, membeli rumah, karena mereka tidak dapat mendapatkan pekerjaan dengan bayaraan yang baik.

"Tidak peduli seberapa keras mereka belajar dan bekerja, banyak anak muda China masih tidak dapat membeli rumah mereka sendiri, membesarkan anak-anak mereka sendiri tanpa bantuan dari orang tua mereka, dan menjalani kehidupan yang nyaman," katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News