Mengapa Banyak Orang Jatuh Sakit Setelah Lebaran?

jpnn.com - Setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa Ramadan, lalu disusul dengan Lebaran, banyak orang yang justru jatuh sakit.
Fenomena ini selalu terjadi dari tahun ke tahun. Fasilitas kesehatan mendadak ramai dikunjungi pasien setelah Lebaran. Padahal, banyak yang melaporkan bahwa mereka sehat-sehat saja selama sebulan berpuasa. Mengapa demikian?
Setidaknya ada tiga hal yang dapat menjelaskan mengapa fenomena tersebut terjadi.
1. Pola makan tidak sehat
Selama berpuasa, tubuh akan berusaha menyesuaikan sehingga metabolisme akan diturunkan dibandingkan hari biasanya. Kondisi ini berlangsung selama 30 hari. Saat Lebaran, biasanya Anda cenderung makan sepuasnya tanpa batasan, sehingga tubuh yang sudah beradaptasi menjadi “kewalahan” atau biasa disebut dengan overfeeding.
Kondisi overfeeding ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan dalam waktu singkat. Selain itu, makanan yang disajikan saat Lebaran umumnya cenderung tinggi kolesterol, bahkan camilannya pun tinggi gula dan garam. Sebut saja opor ayam, gulai sapi, hingga jenis kue kering seperti kastengel dan nastar.
Menu makanan tersebut rentan menimbulkan masalah saluran pencernaan. Selain itu, saat Lebaran Anda juga cenderung lebih sedikit mengonsumsi buah dan sayur. Padahal, buah dan sayur penting untuk dikonsumsi setiap hari sebagai sumber vitamin dan mineral, termasuk antioksidan. Kekurangan buah dan sayur akan menyebabkan Anda mudah terserang penyakit.
2. Kurang istirahat.
Meski faktanya banyak orang yang justru jatuh sakit setelah Lebaran, ada beberapa kiat yang bisa Anda lakukan untuk mencegahnya.
- Kakorlantas Polri Apresiasi Upaya Polda Riau Jaga Keamanan Lewat Operasi Ketupat
- PIK2 Diserbu 500 Ribu Wisatawan Selama Libur Lebaran 2025
- Pengguna MyPertamina Meningkat Pada Periode Satgas Ramadan dan Idulfitri 2025
- Booth Camilan Sehat dan Aktivitas Seru Warnai Jalur Mudik 2025
- Mudik Lebaran 2025, KAI Group Angkut 29.170.705 Penumpang
- Lebaran 2025 Menceritakan Keresahan, Ekonom Nilai Perlu Evaluasi Ekonomi