Mengapa Jepang Ngotot Gelar Olimpiade Saat Pandemi COVID-19?
Namun dengan peningkatan kasus belakangan ini, membuat Jepang menutup kunjungan bagi mereka yang bukan penduduk tetap.
Keadaan darurat juga sudah diberlakukan di Tokyo dan kota-kota besar lainnya di Jepang.
Terlalu beresiko
Photo: Jepang baru-baru ini menetapkan keadaan darurat berkenaan dengan pandemi COVID-19 di beberapa kawasan termasuk di ibukota Tokyo. (AP: Kiichiro Sato)
Meski ada rasa optimisme yang ditunjukkan oleh IOC dan pihak penyelenggara, para pakar masalah virus mengatakan menyelenggarakan pesta olahraga sebesar Olimpiade di tengah pandemi terlalu beresiko.
Dengan sekitar 15 ribu atlet dan peserta lainnya berkumpul selama Olimpiade dan Paralimpade dari seluruh dunia, pesta olahraga memberikan tantangan yang unik bagi penyelenggara.
"Apakah kita harus menanggung resiko itu? Bertaruh dengan menyelenggarakan Olimpiade, saya tidak mendukung itu," kata Kentaro Iwata, pakar penyakit menular terkenal Jepang dari Kobe University kepada Reuters.
"Kita menghadapi keadaan lebih berbahaya tahun ini dibandingkan tahun lalu, jadi mengapa harus menyelenggarakan Olimpiade yang ditunda tahun lalu karena kemungkinan penularan dan menyelenggarakannya tahun ini?"
Pejabat kementerian kesehatan Jepang Kazuho Taguchi hari Rabu memperkuat pernyataan dari PM Jepang Yoshihide Suga yang mengatakan pemerintahannya terus melakukan persiapan sesuai rencana.
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach menegaskan jika Olimpiade Musim Panas di Tokyo akan tetap dilaksanakan di tahun 2021, setelah ditunda dari tahun sebelumnya
- Dunia Hari Ini: Presiden Iran Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
- Pekan 1 VNL 2024 Putra: Banyak Laga Bakal Bikin Susah Napas
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- VNL 2024: Cewek-Cewek Jepang Masih Penuh Pesona, Jerman Menderita
- Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run Siap Kembali Manjakan Para Runner