Mengapa Rezim Erdogan Terus Menindas Simpatisan Gulen?

Pendukung Gulen sendiri percaya bahwa sebenarnya Erdogan lah yang merencanakan kudeta tersebut. "Sebagai alasan untuk memperluas penindasan (terhadap kelompok Gulen)," menurut Aslandogan.
Sejak itu Ankara telah menahan puluhan ribu orang atas dugaan hubungan dengan Gulen dan lebih dari 100.000 orang telah dipecat atau ditangguhkan dari pekerjaan di sektor publik.
Pendukung Gulen di Turki dikenakan hukuman penjara yang salah, penolakan kesempatan kerja, pemotongan tunjangan perawatan kesehatan, pembekuan aset, dan penyitaan paspor, menurut Aslandogan.
Bahkan atlet Turki terkemuka, seperti pemain sepak bola Hakan Sukur dan pemain NBA Enes Kanter, telah ditargetkan oleh negara karena mendukung Gulen dan menentang Erdogan. Pada tahun 2016 pemerintah Turki mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Sukur dan Kanter, menuduh keduanya menghina Erdogan di Twitter.
"Komunitas Gulen menolak untuk tetap diam selama masa pemerintahan Erdogan dan akibatnya ditargetkan untuk tidak tunduk pada keinginan presiden yang semakin otoriter," menurut Kanter, yang sekarang tinggal di AS.
“Harga yang harus dibayar sangat buruk. Ketika datang untuk menekan komunitas Gulen, tidak ada hukum domestik atau internasional yang dipatuhi pemerintah,” kata Kanter dalam sebuah wawancara dengan Al Arabiya English.
"Saya tidak menyebutnya sistem hukum Turki karena tidak melayani rakyat Turki dengan keadilan, tetapi hanya untuk Erdogan dan kepentingannya saja," kata Kanter.
Siapa lagi yang ditindak Erdogan?
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tak henti-henti menjebloskan para pengkritiknya ke dalam bui. Pekan ini saja, pemerintah sudah menerbitkan surat penangkapan untuk 400 orang.
- Hadir di Jakarta, Turkish University Fair 2025 Diminati Pelajar dan Masyarakat
- Pameran Pendidikan Turki Terbesar Hadir di Jakarta, Ada 25 Kampus Ternama
- Mbak Puan Sentil Israel soal Serangan di Palestina
- Dugaan Penyiksaan Pemain Sirkus OCI, Komnas HAM Ungkap Fakta Ini
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Teror ke Tempo Dianggap Melanggar HAM, Polisi Diminta Usut Secara Transparan