Mengapa Virus Corona Lebih Ganas di Negara-Negara Kaya?

Baru permulaan
Wakil pejabat medis tertinggi Australia Paul Kelly menjelaskan, pengujian dan data mungkin menimbulkan kesan bahwa ini penyakit orang kaya, karena jumlah kematian terbesar terjadi di negara-negara kaya.
"Pengujian itu sangat membantu, namun tidak semua orang yang terinfeksi di dunia telah diuji," katanya.
Sikap negara-negara yang cepat berpuas diri dan terlalu percaya diri telah menyebabkan puluhan ribu warganya kini meninggal, di samping faktor demografi dan komorbiditas.
Jadi jika kita menganggap virus ini penyakit orang kaya, itu tak sepenuhnya tepat. Negara-negara kaya seperti Australia, Selandia Baru, Jerman dan Yunani mampu menekan penyebarannya melalui tindakan sulit di awal.
Meski lockdown dan penutupan pembatasan sudah berlangsung cukup lama, tapi sebenarnya ini baru permulaan.
Negara-negara seperti Australia telah berhasil dengan baik, namun tidak dijamin akan di masa depan. Perjalanan kita masih dipenuhi kabut tebal.
Namun dari sudut pandang saat ini, foto-foto dokter dan perawat yang terpukul, ambulans yang menunggu berjam-jam di UGD, dengan jelas menunjukkan kegagalan yang dialami negara-negara yang seharusnya justru paling siap.
Inilah kisah para dokter dan perawat yang senantiasa menjalankan tugasnya menyelamatkan nyawa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025