Mengenal I Nyoman Nuarta, Pematung Kelas Wahid Indonesia

Mengenal I Nyoman Nuarta, Pematung Kelas Wahid Indonesia
I Nyoman Nuarta. FOTO : Jawa Pos
Dia pun kemudian mendeklarasikan Gerakan Seni Rupa Baru sebagai bentuk protes terhadap kejumudan seni. Apalagi, aliran realisme yang ditekuni belum populer. Hal itu sempat mengganggu kuliahnya. ''Saya harus berjuang agar aliran ini bisa diterima,'' ucapnya. Perjuangan yang keras. Buktinya, alirannya baru saja bisa diterima. Bahkan, alirannya dianggap sebagai awal mula seni rupa kontemporer Indonesia. Sebelumnya, aliran seni rupa patung di Indonesia mengacu ke Barat.

Hasilnya tidak sia-sia. Nyoman Nuarta berada di balik semua proyek patung monumental. Selain Jalesveva Jayamahe, dia adalah orang di balik patung Garuda Wisnu Kencana (GWK). Patung yang baru diresmikan pada 2018. Patung GWK memiliki tinggi 75 meter dengan rentang sayap 64 meter di Bali.

Dia yakin seni rupa berkembang terus dan tidak boleh dibatasi. Misalnya, saat ini mulai berkembang seni instalasi. Menurut dia, beberapa tahun mendatang bisa saja ada seni baru lagi. Berbagai terpaan dalam hidupnya membuatnya lebih bijak dalam menjadi seniman. Dia mengatakan, seorang seniman harus punya konsep dan bisa membuktikannya secara konsisten. Seniman harus bisa mewujudkan mimpinya. (NUR FITRIATUS SHALIHAH/c15/ano) 

Nuarta sejak kecil akrab dengan dunia seni. Dia lahir di Tabanan, Bali, yang identik dengan proses kreasi. Lingkungannya juga menuntut kreativitas


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News