Mengenal I Nyoman Nuarta, Pematung Kelas Wahid Indonesia
Selasa, 15 Januari 2019 – 21:11 WIB
Dia pun kemudian mendeklarasikan Gerakan Seni Rupa Baru sebagai bentuk protes terhadap kejumudan seni. Apalagi, aliran realisme yang ditekuni belum populer. Hal itu sempat mengganggu kuliahnya. ''Saya harus berjuang agar aliran ini bisa diterima,'' ucapnya. Perjuangan yang keras. Buktinya, alirannya baru saja bisa diterima. Bahkan, alirannya dianggap sebagai awal mula seni rupa kontemporer Indonesia. Sebelumnya, aliran seni rupa patung di Indonesia mengacu ke Barat.
Hasilnya tidak sia-sia. Nyoman Nuarta berada di balik semua proyek patung monumental. Selain Jalesveva Jayamahe, dia adalah orang di balik patung Garuda Wisnu Kencana (GWK). Patung yang baru diresmikan pada 2018. Patung GWK memiliki tinggi 75 meter dengan rentang sayap 64 meter di Bali.
Dia yakin seni rupa berkembang terus dan tidak boleh dibatasi. Misalnya, saat ini mulai berkembang seni instalasi. Menurut dia, beberapa tahun mendatang bisa saja ada seni baru lagi. Berbagai terpaan dalam hidupnya membuatnya lebih bijak dalam menjadi seniman. Dia mengatakan, seorang seniman harus punya konsep dan bisa membuktikannya secara konsisten. Seniman harus bisa mewujudkan mimpinya. (NUR FITRIATUS SHALIHAH/c15/ano)
Nuarta sejak kecil akrab dengan dunia seni. Dia lahir di Tabanan, Bali, yang identik dengan proses kreasi. Lingkungannya juga menuntut kreativitas
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Soal Proyek Istana Kepresidenan di IKN Nusantara, Jokowi: Insyaallah
- Putra Maestro Patung Indonesia Meninggal dalam Kondisi Mengenaskan di Galeri
- Bersama Linda Gallery, Nyoman Nuarta Siap Menggebrak Beijing Tahun Depan
- Soundrenaline 2019 Kembali Digelar, Ini Jadwalnya
- Resmikan Patung GWK, Jokowi Merasa Begitu Bangga
- GWK Tanpa Uang Negara, Semoga Jokowi Mau Meresmikannya