Menghalalkan Mariyuana

Oleh Dahlan Iskan

Menghalalkan Mariyuana
Dahlan Iskan di ladang mariyuana di Oregon, Amerika Serikat. Foto: disway.id

"Orang yang menderita karena ditangkap polisi jauh lebih banyak daripada korban penyalahgunaan mariyuana," ujar salah satu pejuang di sana.

Mereka juga menyertakan hasil riset di bidang keuangan negara. "Terlalu besar uang negara yang digunakan untuk anggaran polisi memberantas mariyuana," kata mereka. "Masih banyak pekerjaan yang lebih penting yang harusnya ditangani polisi. Daripada menangani pengguna mariyuana," tambah mereka.

Semua itu dibahas di DPR. Bertahun-tahun. Alot sekali. Antara yang pro dan kontra. Mereka saling berebut pengaruh di politik.

Akhirnya perjuangan panjang golongan pro mariyuana itu berhasil. Namun UU baru itu masih harus mendapat persetujuan Senat –seperti DPD di Indonesia.

Senat Amerika baru akan menyidangannya setelah Januari depan. Saat ini masih ada dua kursi Senat yang kosong –karena masih harus ada Pemilu-ulang di dua dapil di negara bagian Georgia.

Posisi perolehan kursi sekarang ini: Demokrat 48 kursi, Republik 50 kursi.

Maka pemilu-ulang di dua dapil 5 Januari depan itu sangat penting. Kalau dua-duanya jatuh ke Demokrat maka posisi kursi di Senat menjadi 50:50.

Dalam posisi imbang seperti itu penentunya ialah suara wakil presiden. Begitulah konstitusi Amerika. Kalau pemungutan suara di Senat berakhir imbang, maka wakil presiden mendapat satu suara penentu itu.

Harga minyak CBD yang mahal merangsang petani untuk mencoba bertanam mariyuana. Saya pernah diajak meninjau pertanian seperti itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News