Mengikuti Operasi Pasien di Atas Kapal USNS Mercy di Manado

Pasien Nyaman Ditangani Dokter Ahli 24 Jam

Mengikuti Operasi Pasien di Atas Kapal USNS Mercy di Manado
Brian Manguntung setelah menjalani pembedahan tangan kanannya di kapal rumah sakit USNS Mercy. Foto : Thoriq Sholikhul/JAWA POS
 

USNS Mercy memiliki panjang 272 meter. Ukuran tersebut lebih panjang jika dibanding lapangan sepak bola, sedangkan lebarnya mencapai 32 meter. Kapal berwarna putih dengan simbol palang merah di lambungnya itu dulu merupakan kapal tanker atau pengangkut bahan bakar minyak. Pada 1986, kapal tersebut diserahkan ke pihak militer AS dan selanjutnya difungsikan sebagai rumah sakit terapung.

    

Dari luar, kapal sembilan lantai itu tampak seperti kapal laut biasa. Namun, ketika masuk di dalamnya, kondisinya sangat berbeda. Gambaran atau suasana kapal berubah menjadi rumah sakit lengkap dengan ruang observasi, ruang operasi, hingga ruang perawatan.

 

Untuk masuk ke dalam kapal, ada prosedur yang harus dilalui tamu dari luar maupun awak kapal. Yakni, screening kesehatan lebih dulu. Bahkan, jika ditemukan kejanggalan seperti batuk-batuk atau pucat, petugas medis akan memeriksa lebih detail dengan menggunakan X-ray. Semua itu ditujukan untuk menjaga kondisi di dalam kapal tetap steril dari wabah penyakit. "Itu prosedur yang kami lakukan kepada siapa pun, termasuk awak kapal," tegas Jamerson, komandan USNS Mercy.

 

Setelah dinyatakan steril, pengunjung atau pasien diizinkan masuk melalui lorong di sisi kapal. Dari lorong itu, pengunjung diarahkan menuju ruang pelayanan. Di ruang tersebut, tim medis sudah siap. Mereka langsung menyambut pengunjung dan memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Rumah sakit terapung milik Angkatan Laut AS kembali singgah di perairan Indonesia. Dalam agenda Pacific Partnership, USNS Mercy melakukan misi kemanusiaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News