Mengikuti Operasi Pasien di Atas Kapal USNS Mercy di Manado

Pasien Nyaman Ditangani Dokter Ahli 24 Jam

Mengikuti Operasi Pasien di Atas Kapal USNS Mercy di Manado
Brian Manguntung setelah menjalani pembedahan tangan kanannya di kapal rumah sakit USNS Mercy. Foto : Thoriq Sholikhul/JAWA POS
 

Yenni menyebut biaya operasi kala itu mencapai Rp 10 juta. Belum termasuk obat jalan dan biaya terapis. Biaya yang mahal tersebut ternyata tidak menjamin tangan cucunya kembali sempurna. Menurut dokter, tangan Brian harus dioperasi lagi setelah dia berumur 10 tahun. Namun, saran itu tak dilakukan keluarga Brian lantaran ketiadaan biaya.

 

Sejak itu, Brian harus mau menerima keadaan. Meski sempat malu dan minder dalam pergaulan, teman-temannya ternyata tidak memedulikan kecacatan dia. Brian pun akhirnya mampu "melupakan" kondisi fisiknya yang tak sempurna tersebut.

 

Hingga akhirnya pertengahan April lalu, Yenni mendapat kabar dari kerabatnya di Jakarta tentang rencana kedatangan USNS Mercy ke Manado. Kabar itu lalu dipastikan ke Dinas Kesehatan Kota Manado. Hasilnya, Brian bisa didaftarkan menjadi pasien di kapal buatan 1975 tersebut.

 

USNS Mercy tiba di Teluk Manado pada Kamis (31/5). Kapal yang didesain sebagai rumah sakit terapung itu mengangkut 1.215 penumpang, termasuk awak kapal. Mereka adalah personel Angkatan Laut Amerika (US Navy) beserta tim medis dari sejumlah negara. Di antaranya, AS, Australia, dan beberapa negara yang berpartisipasi dalam Pacific Partnership itu.

Rumah sakit terapung milik Angkatan Laut AS kembali singgah di perairan Indonesia. Dalam agenda Pacific Partnership, USNS Mercy melakukan misi kemanusiaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News