Menguat, Ide Impor BBM dari Sarawak

Menguat, Ide Impor BBM dari Sarawak
Menguat, Ide Impor BBM dari Sarawak
Dijelaskan, warga tidak bisa terus-terusan mengalami kesulitan mencukupi kebutuhan BBM. "BBM itu sangat vital. Kalau kelangkaan terus terjadi, listrik juga nanti akan berpengaruh. BBM menggerakkan yang lain, sektor transportasi dan sebagainya. Dampaknya sangat fatal, kecuali Adpel dan Pelindo bisa cepat," tambahnya. Kondisi geografis Kalbar yang berbatasan darat secara langsung dengan Malaysia dinilai dapat dimanfaatkan.

Dukungan juga disampaikan Ketua Asosiasi Pengusaha dan Pedagang Perbatasan Indonesia (AP3I) Kalbar, HR Thalib. Bahkan ditegaskan, AP3I siap memfasilitasi dan dilibatkan dalam upaya impor BBM tersebut melalui jalur darat (Entikong). Bahkan kargo-kargo yang dimiliki AP3I sudah disiapkan jika Pertamina membutuhkan dukungan.

HR Thalib juga mengeluhkan tentang kondisi yang dialami masyarakat terkait kelangkaan BBM ini. "Kalau Entikong ini tidak dekat Tebedu-Malaysia, mungkin masyarakat di sini sudah pingsan karena tidak ada BBM," ujarnya. Bensin eceran di Entikong menurutnya sudah menyentuh harga Rp10 ribu per liter. Sementara di Malaysia, harga premium hanya Rp5.300 per liter dan harga pertamax Rp7.300.

Hanya saja, Pertamina Kalbar tidak bisa langsung menyatakan kesiapannya. Sales Representative Pemasaran BBM Retail Pertamina Rayon VI Kalbar John Haidir mengatakan, kebijakan impor BBM harus melalui pemerintah pusat dan perlu didahului dengan kesepakatan G to G (pemerintah Indonesia dengan Malaysia). "Pertamina Pontianak tidak punya kewenangan," katanya.

PONTIANAK -- Kekhawatiran kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bakal berlangsung lama di Kalimantan Barat (Kalbar), disikapi dengan gagasan agar Pertamina

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News