Menguji Kemauan Tidak Berkarat

Oleh Dahlan Iskan

Menguji Kemauan Tidak Berkarat
Dahlan Iskan.

Dari Sirna Rasa saya mampir ke Cipatujah. Melewati Danau Panjalu yang magis. Melewati jalan-jalan kecil tapi mulus. Berliku. Naik-turun gunung. Sambil menikmati indahnya alam Priangan.

Saya juga melewati Pamijahan. Yang makam mursyid tarekat Satariyahnya diziarahi ribuan orang tiap hari. Termasuk saya. Beberapa waktu lalu.

Maka ketika tiba di Ciheras senja sudah tiba. Langsung salat maghrib. Lantas melihat-lihat kambing dan domba. Juga melihat tempat pembuatan aneka produk: tepung daun kelor, penyulingan jahe, pembuatan virgin coconut oil.

Serbakecil. Serbasederhana. Seperti ikan-ikan kecil di kolam kecil.

Tapi itu ikan.
Ada nafasnya.
Ada keringatnya.
Ada semangatnya.
Bukan monster.
Yang akan menelan kita.

Saya pun menunggu acara berikutnya: makan malam.

Tapi tiba-tiba lampu mati. Gelap. Untung ada tenaga angin. Di halaman rumput itu tetap terang benderang. Kincir-kincir angin di situ menghasilkan listrik.

Itulah para penari langit made in Ciheras. Hasil praktek para mahasiswa. Di bawah bimbingan Ricky Elson.

Saya tidak mungkin membatalkan jadwal mendadak saya. Ke Ciheras itu. Biar pun hanya bertemu para kambing, misalnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News