Mengunjungi Kampung Ahmadiyah di Cisalada, Bogor

Punya Stasiun Televisi, Kampus, hingga KTP Internasional

Mengunjungi Kampung Ahmadiyah di Cisalada, Bogor
TEKUN: Para calon mubaligh Ahmadiyah saat belajar di ruang bahasa dan komputer di kampus Jamiah Ahmadiyah Indonesia di Parung, Bogor, Jawa Barat. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
Intimidasi terhadap Ahmadiyah tak hanya diterima orang-orang dewasa. Anak-anak jamaah juga sering diintimidasi guru-guru serta teman sebaya di sekolah. Mereka dicemooh dan bahkan dilempari batu. Salah seorang anak perempuan sempat diteriaki hendak diperkosa.

Beberapa pengurus desa memang sempat menawarkan keamanan bagi mereka. Tapi, syaratnya, mereka harus meneken surat pernyataan keluar dari Ahmadiyah dan menyatakan diri masuk Islam. Padahal, itu tidak mungkin bagi mereka. Akhirnya, beberapa jamaah terpaksa bertanda tangan meski tetap meyakini kepercayaannya.

"Karena itu, kami selalu mewanti-wanti kalau ada jamaah hendak keluar desa. Kalau orang biasa umumnya bilang, hati-hati di jalan. Kami bilang, hati-hati tanda tangan," kata Hidayat lantas tersenyum.

Sementara itu, jamaah Ahmadiyah juga bukan sekadar perkumpulan penganut agama. Mereka juga merupakan organisasi yang rapi. Bahkan, mereka memiliki struktur hingga ke daerah-daerah. Struktur itu terbagi dalam dua divisi besar. Yakni, bidang rohani dan organisasi.

Jumlah jamaah Ahmadiyah di Indonesia diklaim mencapai 500 ribu orang. Mereka tersebar di 330 cabang di seluruh wilayah Nusantara. Para penganut Ahmadiyah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News