Menikmati Ojek Birmingham Small Arms di Pematang Siantar
Jadi Motor Khas Sekelas Tunggangan Valentino Rossi
Jumat, 20 April 2012 – 00:02 WIB
Tak berapa lama muncul motor BSA merah dan kuning yang masih kinclong. Menurut Putera, kedua motor temannya itu baru selesai dicat ulang. Meski begitu, yang paling penting adalah kondisi mesin yang harus selalu prima. "Motor ini bukan untuk koleksi, tapi untuk cari makan. Jadi, mesinnya harus selalu oke," jelas ketua ojek BSA Pematang Siantar itu.
Agar tetap tampil prima, para pengojek harus bisa merawat mogenya sendiri. Pasalnya, tidak ada bengkel khusus yang menangani motor kuno tersebut. Apalagi, suku cadangnya juga langka. Karena itu, mau tak mau, pengojek harus bisa mengutak-atik mesin, memodifikasi, bahkan menganibal suku cadang kendaraan lain yang cocok untuk BSA.
Yang paling banyak menjadi sasaran "kanibalisme" adalah mobil Daihatsu Hijet atau Daihatsu Zebra. Bagian yang diambil kebanyakan piston, karena yang paling sering rusak memang piston. Kebetulan suku cadang kedua kendaraan itu cocok untuk moge BSA.
Saat ini di Siantar mulai bermunculan bengkel motor yang mampu menciptakan onderdil sendiri. Tapi, kebanyakan bahan dasarnya milik kendaraan lain. Misalnya, karburator Kawasaki Binter dipermak agar cocok untuk BSA. Begitu juga aksesori seperti pelat tulisan BSA, knalpot, hingga velg.
Motor gede (moge) umumnya dipakai untuk gaya hidup di perkotaan. Namun, di Pematang Siantar, Sumatera Utara, motor bersilinder 500 cc itu dipakai
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor