Menilai Pemilu Harus Pertimbangkan Manipulasi terhadap Pemilih
jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Ramlan Surbakti mengatakan pemilu tak bisa dipandang semata dari hasil, melainkan perlu dipandang dari proses kontestasi politik itu sendiri.
Dia berkata demikian saat acara Sidang Pendapat Rakyat untuk Keadilan Pemilu 2024 yang dilaksanakan di kawasan Menteng, Jakarta, Jumat (19/4).
"Menilai pemilu 2024 (tidak, red) hanya dari hasilnya saja itu menurut saya (jauh, red) dari hakikat pemilu sendiri sebagai salah unsur dari demokrasi dan demokrasi perwakilan," kata Ramlan, Jumat.
Ketua KPU RI periode 2004-2007 itu kemudian menyinggung proses pengadilan demi mengungkap kasus dalam pemilu di Malaysia.
Menurut Ramlan, pengadilan di Malaysia mengungkapkan tiga tipologi dalam mengungkap perkara di kontestasi politik Negeri Jiran, yakni membahas manipulasi hukum, pilihan pemilih, dan hasil pemilu.
Dari situ, dia berharap para hakim MK dalam memutuskan perkara Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) untuk pilpres 2024 dengan komprehensif.
"Berarti saya menyarankan agar menilai pemilu 2024, dalam waktu ada singkat, itu dilihat dari apakah ada manipulasi pilihan pemilih, dan manipulasi hasil pemilu," kata Ramlan.
Dia pun mencontohkan manipulasi pilihan pemilu dengan penggunaan menggunakan anggaran publik mempengaruhi pilihan.
Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Ramlan Surbakti mengatakan penilaian terhadap pelaksanaan pemilu tak bisa dipandang semata dari hasil.
- Kedekatan Putri Zulhas & Verrell Bramasta Jadi Sorotan, Banyak Dukungan
- Tingkat Partisipasi Pemilih di Jakarta Turun saat Pemilu 2024
- Gelar Aksi di Depan Kedubes AS, Laskar Garuda Bersuara Minta LSM IFES Angkat Kaki dari RI
- Soal Putusan MK, HNW Singgung Perbaikan untuk Pemilu ke Depan
- Hidayat Nur Wahid Soroti Dissenting Opinion 3 Hakim MK, Begini Catatannya
- Prabowo: Mas Anies dan Muhaimin, Saya Pernah Berada di Posisi Anda