Meningkat Tekanan Bagi Pengungsi yang Masih Bertahan di Pulau Manus

Otoritas polisi di Pulau Manus mengatakan mereka tidak akan memindahkan orang-orang yang masih berada di pusat penahanan secara paksa dan akan mengizinkan kelanjutan apa yang disebut pemindahan secara "sukarela", meski sempat ada ancaman untuk menggunakan kekerasan sebelumnya.
"Kami telah diberi instruksi dari pihak berwenang untuk tidak menggunakan kekerasan apapun," kata Komandan Yapu. Twitter: Abdul Aziz Adam
Komandan David Yapu mengatakan sekitar 100 pria meninggalkan pusat tersebut akhir pekan ini.
Tiga belas hari telah berlalu sejak pusat penahanan Pulau Manus ditutup secara resmi dan persediaan makanan, listrik dan air terputus.
Para pencari suaka dan pengungsi yang memilih untuk tinggal di dalam pusat yang sekarang tertutup telah menyampaikan kekhawatiran akan keselamatan mereka jika mereka pergi.
Gambar terakhir menunjukkan satu dari tiga lokasi akomodasi alternatif yang masih dalam proses pembangunan.
Pagar keamanan tampaknya hanya sebagian dipasang, kemungkinan menambah ketakutan para penghuni akan keselamatan mereka.
Mengingat tekad para pengungsi dan pencari suaka untuk bertahan meski kondisi buruk, sulit untuk melihat aksi penolakan ini akan segera berakhir.
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina