Menjadi Ayah

Menjadi Ayah
Dahlan Iskan dan Rizal Abdi. Foto: disway.id

”Sepertinya ayah saya lebih bangga dari saya sendiri,” ujar Rizal sambil senyum.

Tentu Rizal juga memberitahu sang ibu --yang menyumbangkan 50 persen bentuk wajahnya: antara wajah Jawa dan Tionghoa. Sang ibu memang asli Tionghoa yang lahir di Bali. ”Tapi saya tidak bisa bahasa Mandarin seperti ibu,” ujar Rizal.

Dulunya sang ibu adalah kasir di depot kecil dekat sebuah bengkel. Ayahnya sering makan di depot itu. Lalu pacaran --dan kawin.

”Ayah-ibu saya sangat bangga. Saya juga bahagia melihat mereka,” ujar Rizal.

Pengusaha Mojokerto itu pun puas. Dari hanya 14 mobil langsung menjadi 200 mobil/bulan.

Pengusaha itu pun membuka bengkel baru di banyak kota. Semuanya sukses.

”Bulan kedelapan, gaji saya sudah kembali sama besar dengan waktu di Surabaya,” ujar Rizal. ”Bulan-bulan berikutnya menjadi lebih besar dan jauh lebih besar,” tambahnya. Termasuk sudah mendapat mobil dinas.

Tiga tahun di Mojokerto Rizal bisa membuat bengkel itu menangani 900 mobil/bulan. Pemilik Honda di kota-kota sekitar Mojokerto pun tidak perlu lagi ke Surabaya. Rizal mencegat mereka di Mojokerto: lewat kepuasan konsumen.

Hati-hatilah menjadi ayah. Anak Anda yang masih kecil pasti memperhatikan Anda. Diam-diam. Lalu merekam semua itu dalam kesadaran kecilnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News