Menjelajah Manggarai Raya, Menikmati Sawah ‘Spider-Man’

Menjelajah Manggarai Raya, Menikmati Sawah ‘Spider-Man’
USAHA EKSTRA: Penulis berada di lodok Desa Cancar dimana, garis pematang sawahnya benar-benar seperti gambar jaring laba-laba raksasa. (Dok Pribadi)

Setelah matahari menyembul, perjalanan menjelajahi Kabupaten Manggarai dimulai. Kabupaten Manggarai cukup khas. Ia memiliki empat lokasi wisata ikonik di empat penjuru mata angin.

Di selatan ada perkampungan bersejarah Wae Rebo. Kemudian, di sisi utara ada situs purba Liang Bua, tempat penemuan tengkorak manusia purba Homo floresiensis. Lalu, di timur ada danau tenang dan asri bernama Ranamese. Terakhir, di sisi barat ada persawahan (lodok) unik. Garis pematang sawahnya dibuat menyerupai jaring laba-laba.

Wisata Wae Rebo dan Liang Bua tentu sangat familier bagi wisatawan yang berkunjung ke Ruteng. Akhirnya, saya memilih jujukan pertama adalah persawahan jaring laba-laba di Desa Cancar. Untuk menuju ke Cancar, kita harus melewati jalan Trans-Flores, kembali menuju arah Labuan Bajo.

Perjalanan dari Ruteng ke Desa Cancar sekitar 1–2 jam. Ketika menuju Cancar, cuaca sedang tidak bersahabat. Di tengah-tengah perjalanan, turun hujan begitu lebat. Setelah menunggu beberapa saat di rumah warga hingga hujan reda, perjalanan ke Cancar dengan menumpang ojek dimulai lagi.

Perlu usaha ekstra untuk melihat lodok bak jaring laba-laba itu. Yakni, harus naik ke bukit dengan menyusuri anak tangga hingga jalan tanah setapak yang dipenuhi semak belukar. Jika dilihat dari jalan raya desa, sawah itu terlihat seperti sawah pada umumnya.

Setelah mendaki bukit sekitar 100 meter, baru terlihat keelokan lodok Desa Cancar. Garis pematang sawahnya benar-benar seperti gambar jaring laba-laba raksasa. Sawah yang aslinya berbentuk lingkaran itu diiris garis pematang sawah berbentuk segi tiga, lalu menjadi seperti jaring laba-laba.

Ketika saya sampai di lodok Cancar, sedang berlangsung masa transisi dari musim panen ke musim tanam. Dari atas terlihat ada petak sawah yang akan dipanen, sudah dipanen, dan ada pula yang dipakai untuk menyemai bibit padi. Kondisi itu membuat warna petak sawah tidak beraturan. Ada yang kuning, cokelat, dan hijau muda.

Alo Abar, penduduk asli Desa Cancar, menuturkan, waktu yang tepat melihat keindahan sawah jaring laba-laba tersebut antara Agustus dan September. Sebab, pada waktu itu, padi sedang hijau-hijaunya. Beberapa bulan kemudian, padi mulai menguning, lalu siap dipanen.

Selama ini penjelajahan di Manggarai Raya, NTT, umumnya berhenti di Labuan Bajo (ibu kota Kabupaten Manggarai Barat). Padahal, banyak tempat wisata

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News