Menjual Senjata Api Rakitan, Panji Berurusan dengan Polisi

jpnn.com - PALEMBANG - Panji Septiady (34), warga Jalan KH Azhari, 3-4 Ulu, Seberang Ulu 1, Palembang, Sumatera Selatan, harus berurusan dengan polisi akibat menjual senjata api rakitan jenis revolver secara ilegal di Kalidoni, Palembang.
Kapolsek Kalidoni AKP Dwi A Cesario mengatakan bahwa Panji ditangkap anggota unit reserse kriminal yang melakukan patroli rutin keamanan dan ketertiban masyarakat, Kamis (5/1) sekitar pukul 12.00 WIB.
Menurut Dwi, saat itu personel kepolisian mendapati tersangka yang mengendarai sepeda motor di Jalan Merah Mata, Kalidoni, dengan tingkah yang mencurigakan.
Atas tingkah mencurigakan itu akhirnya tersangka dihentikan untuk diinterogasi yang direspons dengan suara gugup hingga akhirnya polisi melakukan penggeledahan.
"Ternyata benar ada sesuatu. Tersangka membawa sepucuk senjata api lengkap berisikan dua amunisi (peluru) disimpan di pinggangnya," ucapnya kepada wartawan di Palembang, Jumat (6/1).
Dia menambahkan dari situ tersangka kemudian diringkus ke kantor Polsek Kalidoni.
Dia menyebutkan, kepada penyidik tersangka mengaku sepucuk senjata api itu dibelinya dari seseorang di kawasan Jalur 19, Kabupaten Banyuasin, senilai Rp 1,5 juta.
Kemudian, senjata api tersebut dibawa tersangka untuk dijual kembali kepada pemesan di Palembang senilai Rp 2 juta. Namun, hal itu gagal karena tersangka lebih dahulu ditangkap polisi.
Panji harus berurusan dengan polisi akibat menjual senjata api rakitan jenis revolver. Terancam lama di penjara.
- Ketua Dekranasda Sumsel Feby Deru Matangkan Persiapan Swarna Songket Nusantara di Palembang
- Begini Update Kasus Penembakan 3 Polisi saat Menggerebek Judi Sabung Ayam di Lampung
- Rumah yang Terbakar di Palembang Ternyata Pernah Ditempati Mantan Wakil Gubernur Sumsel
- Polda Riau akan Tetapkan Tersangka Kasus SPPD Fiktif yang Rugikan Negara Ratusan Miliar
- Modus Arisan dan Investasi, IRT di Purwakarta Tipu 580 Orang hingga Rp1 Miliar
- BG Minta Aparat Penegak Hukum Tindak Tegas Ormas Bermodus Premanisme