Menkes Soroti Kampanye Pilkada
Kesehatan Jadi Komoditas Kandidat
Rabu, 30 Juli 2008 – 08:40 WIB

Menkes Soroti Kampanye Pilkada
“Keterjangkauan obat juga masih terbatas, dimana harga obat telah dapat diturunkan, namun dalam pelaksanaannya di lapangan perlu mendapatkan perhatian kita bersama,” paparnya. Begitu juga dengan masalah penanggulangan penyakit, baik penyakit menular, penyakit tidak menular, maupun penyakit baru (new emerging diseases).
Baca Juga:
“Selain itu, masalah desentralisasi di bidang kesehatan belum dapat berjalan dengan baik, dan yang terpenting adalah keadilan dalam bidang kesehatan di dunia Internasional harus terus diupayakan untuk mencapai ketransparanan,” tambah Siti.
Menurut Menkes, untuk mengatasi masalah dan tantangan pembangunan kesehatan tersebut, Depkes telah menetapkan Rencana Strategis (Renstra) untuk periode tahun 2005 – 2009, yang difokuskan untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan.
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, pemberdayaan masyarakat sangatlah penting. Pengembangan Desa Siaga akan dapat menjawab tantangan ini. Bila seluruh desa telah menjadi Desa Siaga, maka diharapkan seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat serta tercapainya keluarga sadar gizi.
“Guna mewujudkan Desa Siaga, maka di setiap desa harus tersedia minimal sebuah Poskesdes (pos kesehatan desa) yang dilengkapi sumberdaya manusia kesehatan yang kompeten yaitu salah satunya bidan desa,” pungkasnya. (iw)
JAKARTA – Maraknya calon-calon pemimpin daerah yang menggunakan kesehatan sebagai komoditas politik mereka menjadi salah satu hal yang disoroti
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Prabowo Bakal Digitalisasi Sekolah, Siswa Bisa Belajar Dari Layar Televisi
- Wamen Viva Yoga Ajak Gen Z Berkreasi, Berinovasi & Berkiprah di Kawasan Transmigrasi
- LSM dan Mahasiswa Dinilai Berperan Penting sebagai Penyeimbang Kekuasaan
- Generasi Muda Melawan Tekanan Sosial Dalam Drama Musikal Unravelled
- Beban Ekonomi Makin Berat, Masyarakat Rela Mengantre demi Beras Gratis di Kampus UBK
- Permintaan Kerja dari Luar Negeri Capai 1,7 Juta, RI Baru Bisa Serap Sebegini