Menkum HAM 'Rikuh' Diajak Gerebek Ayin

Menkum HAM 'Rikuh' Diajak Gerebek Ayin
Menkum HAM 'Rikuh' Diajak Gerebek Ayin
JAKARTA - Staf khusus Presiden Bidang Hukum, Deny Indrayana, serta aktivis antikorupsi Mas Achmad Santosa, menjadi kunci terungkapnya perlakuan istimewa terhadap Artalyta Suryani di Rutan Pondok Bambu. Kedua anggota Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Hukum inilah yang memaksa sipir rutan agar membuka pintu, kemudian menunjukkan kepada publik bahwa telah terjadi perbedaan perlakuan antara napi biasa dibanding Ayin - panggilan Artalyta.

Menurut Ota, panggilan Mas Achmad Santosa, informasi penyimpangan di Rutan Pondok Bambu sudah diterima tim beberapa hari lalu. Sebelum bertindak, lanjut Ota, Satgas berkoordinasi dengan Patrialis Akbar selaku pimpinan tertinggi Depkum HAM. "Kita ke kediaman Menteri, ngajak beliau. Bahkan kita sempat salat berjamaah di rumahnya. Dia mendukung sepenuhnya," ucap Ota, saat dihubungi wartawan, Senin (11/1).

Tapi, saat diajak ikut ke Pondok Bambu, tambah Ota, Patrialis menolak dengan alasan takut nanti malah jadi rikuh dengan pegawai rutan. Pemilihan Rutan Pondok Bambu sendiri, tambah Ota, adalah karena kebenaran informasinya akurat. Begitu diungkap, Satgas kebanjiran informasi bahwa keadaan di LP/rutan lain lebih heboh (parah). Seharusnya katanya, momen ini menjadi langkah bagi Depkum HAM untuk berbenah.

Temuan Satgas ini rencananya baru akan dilaporkan ke Presiden pada rapat kabinet, Kamis (14/1) depan. "Itu memang ruang bimbingan kerja dan Dharma Wanita, tapi digunakan untuk kebutuhan dia (Ayin dan terpidana hukuman seumur hidup kasus narkoba, Aling)," papar Ota.

JAKARTA - Staf khusus Presiden Bidang Hukum, Deny Indrayana, serta aktivis antikorupsi Mas Achmad Santosa, menjadi kunci terungkapnya perlakuan istimewa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News