Menkumham Cari Solusi untuk Polemik Hukuman Mati

Menkumham Cari Solusi untuk Polemik Hukuman Mati
Yasonna Laoly. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H Laoly menyatakan bahwa hukuman mati masih terus menjadi polemik di Indonesia. Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) pun terus membahas soal hukuman mati dalam rangka menyusun rancangan undang-undang (RUU) tentang revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

Menurut Menkumham, saat ini ada dua arus kuat dari kubu pendukung ataupun penolak hukuman mati. Pihak yang getol menentang hukuman mati berasal dari kalangan pegiat hak asasi manusia (HAM).

Karena itu Kemenkumham berupaya mencari solusi terbaik. “Kami sedang mencari win-win solution-nya,” tutur Menkumham kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (16/10).

Lebih lanjut Yasonna mengatakan, bisa saja terpidana mati diganti dengan syarat-syarat tertentu. Misalnya, narapidana mati berkelakuan baik setelah menjalani hukuman penjara selama 10 tahun.

“Semisal, setelah  menjalani hukuman sepuluh tahun, jika narapidana  itu berkelakuan baik, bisa diubah (tidak perlu dihukum mati, red). Itu jalan keluar yang mau diambil,” cetusnya.(adv/jpnn)


Menkumham Yasonna Hamonangan Laoly menyatakan, saat ini terdapat dua arus kuat tentang hukuman mati. Yakni pihak pendukung dan penolak.


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News