Menlu Retno Tekankan Pentingnya Kepemimpinan Aktor Kemanusiaan di Asia-Pasifik

Menlu Retno Tekankan Pentingnya Kepemimpinan Aktor Kemanusiaan di Asia-Pasifik
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi. Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

Kedua, memastikan transisi yang lancar dari fase darurat ke pembangunan kembali.

“Ini merupakan upaya berkesinambungan yang tidak boleh putus, termasuk kemampuan untuk menyediakan pekerja kemanusiaan,” ujar Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemlu RI Febrian Ruddyard yang bertindak sebagai Ketua RCHA 2021, dibantu oleh tiga ketua bersama dari Australia, Jepang, dan Fiji.

Ketiga, mendorong sinergi dan kerja sama di antara aktor kemanusiaan regional, nasional, dan global.

Dalam hal ini, sinergi yang lebih fokus dan terarah akan diupayakan melalui pembentukan Basis Data Kontak dan Keahlian Aktor Kemanusiaan (Directories of Humanitarian Actors’ Contact Points and Expertise) yang mencakup 62 aktor kemanusiaan dari 41 institusi kemanusiaan baik pemerintah dan nonpemerintah dari delapan negara di Asia Pasifik.

Basis data, yang merupakan dokumen hasil RCHA tersebut, diharapkan menjadi rujukan bersama dalam kerja sama kemanusiaan di kawasan, dan akan dikomunikasikan ke kantor-kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan kemanusiaan seperti UNOCHA, IFRC, dan ICRC

“Belajar dari pengalaman selama pandemi, aktor kemanusiaan di tingkat nasional dan lokal nampak semakin memainkan peran penting untuk memimpin aksi kemanusiaan. Ini menjadi perhatian dan aset kita bersama, sehingga perlu disatukan dan dibentuk suatu jejaring,” kata Febrian.

Selanjutnya, ia menyatakan bahwa pembimbingan aktor kemanusiaan nasional dan lokal juga sangat penting untuk mendorong kesesuaian agenda penyelenggaraan bantuan kemanusiaan dengan kebutuhan aktual di lapangan.

“Sebagai responden pertama, mereka akan menjadi penilai pertama sehingga seberapa jauh atau banyaknya bantuan atau seperti apa bantuan yang diperlukan akan tepat guna dan memang sesuai kebutuhan. Kita bergantung pada penilaian dari aktor nasional dan lokal (mengenai situasi bencana di lapangan),” tutur Febrian.

Menlu Retno menegaskan bahwa upaya kemanusiaan tidak bisa lagi dilaksanakan melalui cara-cara konvensional

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News