Menpar: Saya Yakin PNS Banyak yang Shock

Menpar: Saya Yakin PNS Banyak yang Shock
Menpar Arief Yahya. Foto: Dokumen JPNN

Tema spirit dan budaya kerja ini memang sengaja dipilih Arief Yahya untuk para eselon II dan III yang akan menjalankan pemerintahan di daerah itu. Agar nyambung, antara garis keinginan pusat dengan kemauan daerah. Dia pun memulai dengan 7-S nya McKinsey, strategy, structure, system, style, staff-skill, business transformation, biz cultural transformation, yang dia tambah dengan 1 S lagi, spiritual. 

Sebagai calon-calon pemimpin, mereka harus cakap dalam menerapkan WIN Way itu. "Manager akan membuat perusahaan menjadi baik! Sedangkan leader akan menjadikan perusahaan Anda menjaid lebih hebat!" kata Arief yang selalu menggunakan istilah perusahaan sebagai pemda-pemda, dan CEO sebagai kepala daerahnya. "CEO itu disebut hebat, karena leadership-nya. Pemimpin besar lebih mengajarkan nilai-nilai yang menjadi budaya perusahaan. Mereka lead more, less manage!" ucapnya menirukan kata-kata Jack Welch, CEO GE. 

Respons diskusi di forum itu cukup menarik. Misalnya ada yang bertanya, mengapa Sumatera Barat tidak masuk dalam 10 top destinasi? Pertanyaan itu mungkin mewakili puluhan daerah yang merasa kawasannya indah, dan masyarakatnya siap. Menpar pun balik bertanya, "Tanyakan dulu ke CEO Anda, apakah siap pariwisata menjadi leading sector di sana?" jawab Arief Yahya. 

"Apakah sudah menempatkan Kadispar dari orang yang paling hebat? Apakah sudah mengalokasikan sumber daya dan budget yang signifikan di pariwisata? Kalau itu masih belum, saya tidak percaya CEO Anda ingin membangun pariwisata agar bersaing di level dunia?" jelas Arief Yahya. 

Dari Papua juga bertanya, bagaimana planning pariwisata di Papua? Mengapa semuanya di luar Papua? Menpar pun menyebut, Bandara Sorong sudah dibangun, untuk memperkuat akses menuju Raja Ampat. Satu destinasi wisata bahari yang terus dipromosikan ke mancanegara. Beberapa bandara dan infrastruktur lain di Papua juga sedang dibangun. 

"Tourism itu mengikuti infrastruktur. Pariwisata belm bisa jadi leading sector di sana. Menunggu infrastruktur terbangun hingga  PON 2020, setelah itu baru dicanangkan 2021 Visit Papua. Saat ini kebutuhan dasar atau basic need dulu yang diprioritaskan di Papua, karena infrastruktur itu akan men-drive bidang apa saja di sana," ungkapnya. 

Ada juga pertanyaan dari Bali, mengapa pariwisata tidak melegalkan judi? Seperti Las Vegas, Macao, Genting Highland, Singapore? Pasti cepat menghadirkan wisman? Menpar pun tegas menjawab: Tidak! "Social cost-nya jauh lebih mahal katimbang devisa yang kita dapat? Buat apa mengerjakan sesuatu yang lebih besar negatifnya dibanding positifnya? Pendek kata, bisa Bubar Kemenpar!" jawabnya yang lagi-lagi membuat gelak tawa. 

Ada juga yang menanyakan soal kemacetan Bali dan Kuta, bagaimana rencana besar Kemenpar, mengatasi soal macet di destinasi wisata andalan Indonesia itu? "Itu biar ditangani Bupati dan Walikota setempat. Mereka yang punya destinasi. Mereka yang mendapatkan direct impact pariwisata. Mereka yang harus pintar-pintar mengatur traffic," jawab Menpar.  

BALI - Sekitar 100 peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat I dan II, beserta pengajar Balai Diklat Provinsi Bali dibuat panas dingin selama 90 menit.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News