Menpera Jajaki Minat Tiongkok Garap Properti

Atasi Tingginya Ongkos Bangun Rumah

Menpera Jajaki Minat Tiongkok Garap Properti
Menpera Jajaki Minat Tiongkok Garap Properti
Permulaan hubungan bilateral itu bakal dimulai dengan kunjungan studi bunding langsung ke Tiongkok. Di negeri tersebut, Suharso akan melihat langsung teknologi yang diterapkan untuk membangun rumah dalam skala besar.

Suharso menyebutkan, kebutuhan perumahan terutama rumah murah untuk masyarakat Indonesia terus meningkat. Dia memperkirakan, seiring dengan jumlah pertambahan penduduk setiap tahun, perkembangan kebutuhan rumah nasional mencapai 710 ribu hingga 800 ribu unit pertahun. Dia khawatir jumlah itu tidak bisa dipenuhi masyarakat karena ongkos membuat rumah tinggi.

Kemenpera optimis, hasil kerjasama dengan Tiongkok tersebut bisa menjadi solusi untuk mewujudkan ketersediaan rumah murah layak huni. Sesuai dengan UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Perumahan, meskipun biaya pembuatan ditekan, ukuran minimal rumah umum tetap 36 meter persegi. "Ukuran minimal itu sudah tidak bisa ditawar," kata dia.

Menurut menteri yang pernah duduk sebagai anggota DPR itu, program penyediaan rumah ini harus didukung oleh banyak pihak. Diantaranya Persatuan Perusahaan RealEstat Indonesia (REI), Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), dan Perum Perumnas untuk penyediaan pembangunan rumah.

JAKARTA - Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) menghitung, rata-rata kebutuhan rumah nasional mencapai 800 ribu unit pertahun. Pemerintah berpendapat,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News