Mentan SYL Berharap Tanaman PRG jadi Alternatif Teknologi Peningkatan Produktivitas

Mentan SYL Berharap Tanaman PRG jadi Alternatif Teknologi Peningkatan Produktivitas
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) membuka sidang penilaian dan evaluasi tanaman Pelepasan Rekayasa Genetik (PRG) di Hotel Salak, Bogor. Foto: dok Kementan

jpnn.com, BOGOR - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) membuka sidang penilaian dan evaluasi tanaman Pelepasan Rekayasa Genetik (PRG) di Hotel Salak, Bogor, Jawa Barat, Senin (7/11).

Dia berharap, tanaman PRG dapat menjadi alternatif teknologi yang digunakan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas.

Apalagi, menurut dia, bioteknologi moderndi level global mempunyai dampak positif terhadap perbaikan produksi dan perlindungan keanekaragaman hayati.

"PRG juga bisa menjadi tanaman ramah lingkungan karena pengurangan penggunaan herbisida dan keberlanjutan dari aspek sosial yang memiliki andil dalam pengentasan kemiskinan di negara berkembang," ujar Mentan SYL.

Meski demikian, SYL mengingatkan perlunya menggunakan prinsip kehati-hatian terhadap suatu produk hasil rekayasa genetik.

Semuanya, kata dia harus mengikuti kaidah yang berlaku secara internasional.

Dia mengatakan semuanya itu ada regulasi dan peraturan perundangan yang berisi nilai-nilai, norma, dan etika yang berlaku di Indonesia.

"Saya kira rekomendasi hasil pengkajian keamanan hayati sudah cukup mampu menjamin tanaman baru yang dihasilkan aman," katanya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) membuka sidang penilaian dan evaluasi tanaman Pelepasan Rekayasa Genetik (PRG) di Hotel Salak, Bogor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News