Menteri Agama & Anjing Menggonggong

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Menteri Agama & Anjing Menggonggong
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Anjir atau anjay adalah bahasa gaul untuk menyebut anjing. Anak-anak gaul milenial sering mamakai istilah itu sehari-hari.

Konotasinya tidak selalu negatif, sebaliknya istilah itu sering dipakai untuk menunjukkan ekspresi kekaguman atau kegembiraan.

Menyebut kata anjing dalam percakapan sehari-hari dianggap kasar. Karena itu anak-anak gaul mencari padanannya yang lebih halus, dan ditemukanlah kata anjir dan anjay.

Kosakata ini sempat menjadi perdebatan publik ketika menjadi viral pada akhir 2020. Ketika itu muncul kekhawatiran terhadap dampak negatif dari penggunaan istilah itu. Banyak kalangan yang meminta supaya istilah itu tidak dipakai dalam pergaulan. Dalam praktiknya anjir atau anjay tetap dipakai sebagai bahasa gaul sampai sekarang.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memakai anjing untuk perumpamaan suara yang mengganggu.

Ketika menjelaskan mengenai aturan baru yang dikeluarkannya untuk mengatur penggunaan pengeras suara di masjid dan musala, Yaqut mengumpamakan suara berisik dari sekitar sebagai suara berisik beberapa ekor anjing yang menggonggong bersamaan.

Maunya Yaqut hanya sekadar membuat tamsil atau perbandingan. Namun, pemakaian gonggongan anjing untuk perbandingan dengan suara azan menyinggung banyak orang. Ditambah dengan suasana yang masih panas akibat kontroversi pengaturan pengeras suara di masjid, jadilah pernyataan Yaqut itu seperti bensin yang disiram ke api.

Perbandingan yang dibuat Yaqut itu memang sensitif. Jangankan diperbandingkan dengan gonggongan anjing, diperbandingkan dengan suara kidung pun sebagian umat Islam marah. itulah yang terjadi kepada Sukmawati Soekarnoputri yang suatu ketika membaca puisi dan memperbandingkan suara azan dengan kidung.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memakai anjing untuk perumpamaan suara yang mengganggu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News