Menteri ESDM Buka-bukaan Penyebab Kelangkaan Solar Bersubsidi

Menteri ESDM Buka-bukaan Penyebab Kelangkaan Solar Bersubsidi
Menteri ESDM Arifin Tasrif membeberkan penyebab kelangaan solar bersubsidi beberapa waktu terakhir. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan penyebab kelangaan solar bersubsidi beberapa waktu terakhir.

Menurut Arifin, disparitas harga yang cukup dalam antara solar bersubsidi dan nonsubsidi menjadi pemicu kelangkaan.

"Bandingkan saja Pertamina Dex (nonsubsidi) dengan Biosolar (bersubsidi) sekarang bedanya sekitar Rp 8.000 per liter, cukup jauh bedanya. Akibatnya masyarakat yang seharusnya dapat (BBM subsidi) malah tidak kebagian," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Jumat.

Kendati demikian, harga BBM di Indonesia merupakan salah satu yang termurah dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Negara tetangga, kata Arifin, telah naik dua sampai tiga kali lipat belakangan ini.

Arifin menjelaskan salah satu faktor yang membentuk disparitas harga adalah gangguan suplai minyak global akibat konflik geopolitik Rusia dengan Ukraina sehingga harga minyak dunia melambung tinggi.

Pada Maret 2022, harga minyak mentah Indonesia (ICP) telah menyentuh level USD 113,50 per barel atau naik sebesar USD 17,78 per barel dari sebelumnya USD 95,72 per barel pada Februari 2022.

"Minyak-minyak Rusia diembargo tidak boleh keluar, akibatnya terjadi ketidakseimbangan suplai, sehingga harga minyak dunia tinggi dan susah didapat," jelas Arifin.

Menteri ESDM Arifin Tasrif membeberkan penyebab kelangaan solar bersubsidi beberapa waktu terakhir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News