Menteri LHK Tegaskan Tiga Hal Pemulihan Bencana Lingkungan

Menteri LHK Tegaskan Tiga Hal Pemulihan Bencana Lingkungan
Menteri Siti melaksanakan rapat bersama jajaran KLHK, BMKG, BNPB, BPPT, serta perwakilan PBB bidang lingkungan (United Nations Environment). Foto: Humas KLHK

“Tidak hanya memetakan potensi bencana, namun para ahli juga dapat berkontribusi paska bencana untuk mengurangi berbagai resiko,” ucap Menteri Siti.

Terakhir, pemulihan awal dan pemulihan jangka panjang. Tujuannya adalah membangun dan memulihkan kembali manusia dan lingkungan menjadi lebih baik setelah bencana.

“Sering kali kita perlu mengantisipasi hal yang lebih buruk saat bencana telah berhenti. Misalnya bagaimana kita merespon dan memulihkan sebuah lokasi bencana yang ternyata disitu juga terdapat banyak pabrik kimia. Jika tidak direspon dengan baik tentu menjadi ancaman serius bagi manusia dan lingkungan dalam jangka panjang," ujar Menteri Siti.


Oleh sebab itu, Menteri Siti meminta seluruh jajaran di KLHK dan kementerian/lembaga terkait bencana lingkungan untuk saling bersinergi dalam pemulihan bencana alam. Diperlukan inventarisasi teknologi dan sumberdaya yang dimiliki oleh KLHK, BMKG, BNPB, BPPT serta LAPAN dan kemudian diintegrasikan secara bersama.

Koordinator Bencana dan Konflik UN Environment Asia Pasifik, Lisa Guppy yang turut hadir pada rapat tersebut menyampaikan bahwa PBB akan mensupport pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kapasitas yang telah ada.

“Indonesia adalah prioritas regional UN Environment mengingat potensi bencana yang sangat tinggi di negara ini. Kantor Pusat Regional UN Environment untuk bencana alam yang berada di Bangkok, Thailand memiliki berbagai data, hasil studi, teknologi, serta program strategis untuk mitigasi dan adaptasi bencana. Kami memiliki pengalaman bencana yang terjadi di Fukuoka, Jepang yang mengalami bencana gempa bumi, kemudian disusul tsunami, dan terakhir adalah resiko kebocoran pusat reaktor nuklir. Tentu berbagai data dan pengalaman yang kami miliki akan kami bagikan kepada Indonesia,” ujar Lisa Guppy,.

Menyikapi hal tersebut, Menteri Siti segera memerintahkan jajarannya untuk menyiapkan beberapa hal.

“Saya menunjuk Kepala Badan Litbang dan Inovasi KLHK sebagai Ketua Tim untuk melakukan assessment secara cepat, mendata dan menginventarisasi seluruh teknologi yang dimiliki Indonesia, serta mencatat aspek-aspek penting yang perlu kita improvisasi. Tim ini akan saya berangkatkan ke Bangkok untuk mempelajari sistem peringatan dini bencana (early warning system) yang telah dimiliki berbagai negara di Asia Pasifik. Selanjutnya kita akan menggelar sebuah seminar internasional untuk membahas isu strategis bencana lingkungan bersama pemerintah dan para pakar dari berbagai negara. Saya harap semuanya segera selesai pada awal bulan Maret ini,” tegas Menteri Siti. (adv/jpnn)


Menteri Siti mengingatkan bagaimana pengelolaan ekosistem dan sumberdaya alam akan mampu mengurangi risiko bencana.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News