Menteri Nadiem Cemas, Kondisi Ini Makin Berdampak Buruk pada Siswa

Menteri Nadiem Cemas, Kondisi Ini Makin Berdampak Buruk pada Siswa
Mendikbudristek Nadiem Makarim bicara dampak buruk PJJ semasa pandemi Covid-19 terhadap siswa. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengaku cemas melihat kondisi belajar mengajar di tengah pandemi Covid-19. Jika pembelajaran jarak jauh (PJJ) terus berlanjut dikhawatirkan berdampak makin buruk terhadap siswa.

Di antara hal yang dikhawatirkan Menteri Nadiem, yaitu memudarnya capaian belajar (learning loss) dan memburuknya kesehatan psikis anak-anak Indonesia.

"Saya khawatir dengan kondisi ini, makanya pemerintcpviah terus mendorong terselenggaranya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan protokol kesehatan ketat dan strategi pengendalian Covid-19 di sekolah," ucap Nadiem Makarim Rabu (29/9).

Dia membeberkan bahwa anak-anak kemungkinan besar kehilangan antara 0,8 sampai 1,2 tahun pembelajaran. Jadi, seolah-olah satu generasi kehilangan hampir setahun pembelajaran di masa ini.

Menurut Nadiem, banyak anak-anak terdampak kesehatan jiwanya akibat pandemi. Mereka kesepian dan trauma dengan situasi ini. Begitu juga dengan orang tuanya.

Sejak 2020, Kemendikbudristek terus melakukan advokasi ke berbagai daerah yang telah dapat menggelar PTM terbatas untuk segera menyelenggarakan dengan persiapan matang dan sistem pengendalian baik.

Setidaknya sudah ada 40 persen sekolah mulai menyelenggarakan PTM terbatas. Tetapi, angka itu menurut Nadiem masih kecil.

"Kalau tidak mau makin ketinggalan, kita harus tatap muka dengan protokol kesehatan teraman yang bisa dilakukan," ucapnya.

Menteri Nadiem Makarim cemas bila PJJ diteruskan semasa pandemi Covid-19, maka bisa berdampak makin buruk terhadap siswa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News