Menteri Siti Sampaikan Keberhasilan Indonesia dalam Konservasi Keanekaragaman Hayati di Norwegia

Menteri Siti Sampaikan Keberhasilan Indonesia dalam Konservasi Keanekaragaman Hayati di Norwegia
Menteri LHK Siti Nurbaya di official opening of the 9th Trondheim Conference on Biodiversity di Hotel Scandic Lerkendal Trondheim Norwegia. Foto : Humas KLHK

Salah satu target Indonesia di Aichi target adalah mempertahankan 11% kawasan dilindungi dan ekosistem demi mempertahankan keanekaragaman hayati. Aichi target dimulai sejak tahun 2015 dan akan berakhir ditahun 2020.

Menteri Siti pun menambahkan bahwa untuk kawasan konservasi laut, pada tahun 2018 Indonesia tercatat telah memiliki sekitar 20 juta hektar kawasan konservasi laut. Angka luasan kawasan ini melampaui target Aichi pada 2020. 

Selanjutnya dijelaskan juga oleh Menteri Siti terkait konservasi pada tingkat spesies, Indonesia telah menetapkan target untuk memulihkan populasi 25 spesies yang terancam punah setidaknya 10% antara tahun 2013 dan 2019.

BACA JUGA : Kejar - kejaran Polisi dengan Begal Sadis di Kuburan, Begini Akhirnya

Untuk kepentingan tersebut telah disusun peta jalan untuk mencapai target, serta membangun 272 lokasi pemantauan selama lima tahun terakhir. Salah satu hasil yang dicapai, misalnya, populasi Bali Myna (Leucopsar rothschildi) di Taman Nasional Bali Barat telah berhasil meningkat dari 31 individu pada 2015 menjadi 191 individu pada 2019.

Contoh lain adalah kegiatan konservasi telah meningkatkan kepadatan Harimau Sumatra diempat taman nasional (Gunung Leuseur, Kerinci Seblat, Berbak Sembilang, dan Bukit Barisan Selatan) berkisar antara 0,07 hingga 1,24 pada tahun 2018 dibandingkan dengan data dasar tahun 2013. 

Untuk program konservasi ex situ, Indonesia telah membentuk 84 kebun binatang, 27 unit rehabilitasi satwa liar dan 1.118 unit penangkaran. Indonesia juga telah mengembangkan peraturan untuk memastikan keterkaitan antara konservasi ex situ dengan konservasi in situ melalui restocking untuk pemulihan populasi spesies di alam. Indonesia juga telah mengeluarkan standar untuk kesejahteraan hewan. 

Yang tak kalah penting juga mengenai konservasi sumber daya genetik. Indonesia telah mengembangkan bioprospeksi untuk mengeksplorasi nilai sumber daya genetik untuk keamanan dan kesehatan pangan. Sebagai contoh, Candidaspongia sp., Spons yang endemik di Teluk Kupang telah diidentifikasi sebagai zat anti kanker.

Indonesia mengajak negara-negara pemilik biodiversitas yang hadir pada konferensi ini untuk berkomitmen memobilisasi sumber daya baru untuk keanekaragaman hayati.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News