Menurut Arief, Ini yang Terjadi Jika Indonesia Lockdown

Menurut Arief, Ini yang Terjadi Jika Indonesia Lockdown
Arief Poyuono. Foto: M. Fathra NI/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menilai penguncian diri satu negara, beken disebut lockdown, belum perlu diterapkan di Indonesia.

Andai akan diberlakukan, hal itu hanya optimal bagi keluar masuknya orang asing ke Tanah Air.

Arief menyampaikan hal tersebut untuk merespons isu lockdown yang sempat disampaikan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat M Jusuf Kalla, yang menilai penerapan lockdown menjadi upaya efektif untuk meminimalkan penyebaran virus corona (COVID-19).

Salah satu negara yang berhasil menekan laju penyebaran COVID-19 melalui lockdown adalah Tiongkok. Kini, kebijakan serupa sedang dilakukan Italia untuk menjinakkan corona. Konon, Filipina juga akan menerapkan hal serupa, meski baru sebatas Manila.

"Lockdown itu baru optimal hanya untuk keluar masuk warga negara asing ke Indonesia. Itu baru bisa dilakukan lockdown di pelabuhan-pelabuhan dan bandara internasional," kata Arief kepada jpnn.com, Jumat (13/3).

Arief juga memandang penerapan lockdown untuk satu provinsi seperti DKI Jakarta, misalnya, itu juga tidak mungkin dilakukan. Justru, pihaknya mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk terbuka kepada masyarakat tentang semua informasi soal virus corona.

Pemerintah menurutnya tidak ada salahnya menginformasikan tentang masyarakat yang terjangkit virus Corona. Warga mana? Tempat tinggalnya di mana? Dirawat di mana?

Kemudian tentukan di mana rumah sakit yang ditunjuk sebagai tempat rujukan bagi masyarakat yang terjangkit Corona, kemudian dipersiapkan fasilitas karantina bagi masyarakat yang terkena virus corona.

Salah satu negara yang berhasil menekan laju penyebaran COVID-19 melalui lockdown adalah Tiongkok. Kini, kebijakan serupa sedang dilakukan Italia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News