Menurut Fahri Hamzah, Musuh Utama Presiden Jokowi Adalah...

Menurut Fahri Hamzah, Musuh Utama Presiden Jokowi Adalah...
Fahri Hamzah. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyatakan musuh utama Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah perlambatan ekonomi. Jika presiden disibukkan oleh masalah buruknya hubungan antarmenteri, maka persoalan ekonomi bisa tak terurus.

Ini disampaikan Fahri saat berbincang soal masalah di kabinet kerja, terutama saling sindir dan serang antara Menteri ESDM Sudirman Said dengan Menteri Koordinator Bidang Maritim Rizal Ramli terkait blok Masela yang bikin Presiden Joko Widodo kecewa dan merasa tak happy. 

Dikatakan Fahri, keluhan presiden itu sebuah masalah. Presiden menurutnya tidak seharusnya mengungkapkan problem interenalnya ke publik karena bisa diselesaikan di dalam Istana.

Problem internal Istana yang mencuat ke public, lanjutnya, bisa memicu munculnya anggapan kepemimpinan Presiden Jokowi lemah.

"Tuduhan orang untuk mengidentifikasi adanya kelemahan leadership presiden itu menyeruak, dan ini mendatangkan pesimisme tidak saja publik tapi juga market," kata Fahri, Rabu (2/3).

Kondisi ini menurut politikus PKS itu, berbahaya karena presiden sekarang lagi mengintroduksi proyek-proyek besar. Kalau presiden terlihat tidak meyakinkan dalam memimpin, maka investor tidak akan berani masuk.

"Jadi musuh Pak Jokowi itu adalah perlambatan ekonomi. Kalau begini cara dia memimpin, itu terjadi perlambatan ekonomi. Dan perlambatan ekonomi bisa menghabisi presiden, karena perlambatan ekonomi itu artinya perut. Perut rakyat itu tidak bisa kita kompromi," tuturnya.

Perlambatan ekonomi sendiri menurut Fahri, sudah terjadi. Terbaru, bisa dilihat dari keluarnya kebijakan presiden memperpanjang moratorium pembangunan gedung baru kementerian/lembaga. Kebijakan itu menurutnya bukti kegagalan presiden.

"Moratorium itu bagian dari kegagalan presiden, karena ekonomi tidak menjanjikan lagi akhirnya berhemat, yang disuruh berhemat itu tadinya disuruh rakyat berhemat. Sekarang kan suruh negara berhemat, artinya tidak ada pembangunan lagi," pungkasnya.(fat/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News