Menyelamatkan Bumi, KLHK Lakukan Rehabilitasi Hutan di Lahan Sulit dan Kritis

Menyelamatkan Bumi, KLHK Lakukan Rehabilitasi Hutan di Lahan Sulit dan Kritis
Salah satu kegiatan RHL dilaksanakan oleh BPDASHL Indragiri Rokan di Riau dan Sumbar. Foto: dok KLHK

Adapun jumlah orang terlibat 1.057 orang, dan Hari Orang Kerja (HOK) 20.409. Target pelaksanaan mencapai 15.100 ha.

Sedangkan untuk penanaman tahun berjalan (RHL P0), sudah terealisasi 540 ha, dengan jumlah tenaga kerja terlibat 409 orang, dan yang sudah terdistribusi 16.189 HOK. Target pelaksanaan akan mencapai 1.900 ha.

Adapun jumlah bibit ditanam, untuk lokasi P2 sejumlah 767.374 batang. Target akan mencapai 1.640.390 batang.

Penyulaman dilakukan dua kali pada fase musim hujan pertama dan musim hujan kedua untuk memastikan bibit benar-benar tumbuh dan hidup. Sementara itu untuk P0 yang sudah tertanam sebanyak 279.528 batang, dari ketersediaan 1.118.750 batang.

''Semua bibit dipilih tidak hanya sebagai fungsi penghijauan, tapi juga memiliki nilai ekonomi. Seperti alpukat, petai, jengkol, durian, matoa, kemiri, cengkeh, pinang, jahe, dll. Harapannya saat bibit ini tumbuh dan menghasilkan, masyarakat dapat manfaat dan ikut menjaga kawasan hutan,'' kata Plt Kepala BPDASHL Indragiri Rokan, Afnan Dharma Putra.

Pemberdayaan masyarakat menjadi mainstream utama pelaksanaan RHL se-Indonesia, mulai dari pembibitan, penanaman, hingga pemeliharaan.

Untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat lainnya di BPDASHL Indragiri Rokan juga dilaksanakan dalam bentuk Kebun Bibit Rakyat (KBR) 25 unit, Kebun Bibit Desa (KBD) 2 unit, Dam Penahan 10 unit, Gully Plug 80 unit, dan ketersediaan bibit di persemaian permanen sebanyak 750.000 batang.

Kepala Desa Lubuk Kembang Bunga yang warganya ikut kegiatan RHL di TNTN Riau, Rosi Khairuslamet mengaku program RHL sangat menyentuh dan memberdayakan masyarakat sehingga mendatangkan manfaat ekonomi. Perputaran ekonomi dari kegiatan RHL bisa mencapai Rp170 juta/minggu.

Sebagian besar kegiatan rehabilitasi dilakukan di daerah yang sulit akses dan kritis demi mempertahankan fungsi hutan lindungnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News