Menyerah Sulit

Oleh Dahlan Iskan

 Menyerah Sulit
Dahlan Iskan di tengah para pedemo di Hong Kong. Foto: disway.id

Jalan utama inilah yang jadi pusat demo. Pagar besinya praktis habis. Di kanan kiri jalan. Dicopoti. Untuk barikade pedemo. Agar bisa merangsek barisan polisi.

Pintu-pintu masuk stasiun ditutup. Ada bekas perusakan. Atau asap hitam.

Toko obat tradisional terkemuka, Dong Ren Tang, tetap buka --tetapi wajah depannya juga seperti gudang. Hanya ada satu pintu masuk seperti mau masuk gudang.

Toko kelontong 360 juga seperti itu. Toko handphone Xiaomi lebih parah lagi, sudah dikover dengan baja.

Demonya sendiri seperti akan berakhir. Sabtu kemarin untuk pertama kali tidak ada demo.

Gerakan itu memang terus mengecil. Demonya pun tinggal di hari Minggu.

Maka Minggu sore kemarin saya kembali ke Nathan Road. Salat Asar di masjid tiga lantai itu.

Sebelum waktu asar pun pedemo sudah mulai memadati kanan-kiri jalan sekitar masjid. Kian senja kian padat.

Maka inilah pesta valentine yang ekornya paling panjang. Yang pesta dua orang. Sejoli Chan Tong-kai dan Poon Hiu Wing. Yang heboh banyak negara --termasuk Amerika.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News