Menyerah Sulit

Oleh Dahlan Iskan

 Menyerah Sulit
Dahlan Iskan di tengah para pedemo di Hong Kong. Foto: disway.id

Setelah satu jam di tengah demo saya duduk di teras toko yang tutup. Di tangganya. Menulis naskah ini. Di tengah keriuhan suara teriakan demo.

Tong-kai tahu semua kehebohan itu. Begitu keluar pintu penjara ia membuat pernyataan pendek. Tanpa tanya jawab.

Tong-kai minta maaf pada masyarakat Hong Kong. Pada orang tuanya. Dan pada keluarga pacarnya.

Mengapa Tong-kai tidak langsung pergi saja ke Taiwan? Seperti saat ia dan pacarnya liburan valentine dulu?

Hari itu, seusai pesta, Tong-kai membunuh pacarnya. Setelah sang pacar mengaku hamil.

Memotong-motongnya dengan pisau yang baru dibeli. Memasukkannya ke kopor yang juga baru diambil dari toko. Membuangnya di Sungai Taipei, Taiwan.

Pulang ke Hong Kong. Terbongkar.

Polisi Hong Kong tidak punya barang bukti sedikit pun. Hanya memiliki pengakuan Tong-kai.

Satu pengakuan tidak cukup untuk memperkarakannya. Tong-kai tetap ditangkap dan diadili, tetapi bukan karena membunuh. Hanya karena mencuri uang mendiang pacarnya. Lewat ATM yang diambil dari saku mayatnya.

Maka inilah pesta valentine yang ekornya paling panjang. Yang pesta dua orang. Sejoli Chan Tong-kai dan Poon Hiu Wing. Yang heboh banyak negara --termasuk Amerika.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News