Menyimak 'Kejailan' Butet Kartaredjasa Melalui Lukisan Cat Air

Menyimak 'Kejailan' Butet Kartaredjasa Melalui Lukisan Cat Air
Menko Polhukam Moh Mahfud MD dan Butet Kartaredjasa pada pembukaan pameran lukisan Lanskap Luar Dalam di Tugu Kunstkring Paleis, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/11) malam. Foto: ricardo/JPNN.Com

Seniman kelahiran 21 November 1961 itu lantas mencontohkan karyanya yang berjudul Jeans Nyasar. Butet membuat lukisan itu bertuliskan teks JEANS itu untuk merespons polemik setelah seorang dai kondang menyebut salib sebagai tempat jin kafir.

“Saya bikin salib dari kata jeans, itu saya merespons situasi dengan becanda,” tuturnya.

Setidaknya ada tiga lukisan lain yang masih terkait soal itu. Yakni Bukan Jin, Disangka Jin, serta Menyesatkan Aliran.

Ada juga lukisan bertitel Perempuan Perkasa. Melalui lukisan itu Butet menggambar seorang perempuan telanjang berada di punggung banteng.

“Kalau ada perempuan telanjang naik binatang menyerupai banteng, ya itu perempuan perkasa,” katanya.

Menyimak 'Kejailan' Butet Kartaredjasa Melalui Lukisan Cat Air

Meski Butet besar sebagai seniman panggung, latar belakang pendidikan formalnya justru di bidang seni rupa. Butet pernah menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Seni Rupa Indonesia (SSRI) Yogyakarta yang belakangan lebih kondang dengan nama Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR).

Di SMSR pula Butet bersahabat dengan Suwarno dan Widiyatno. Trio itu kembali melanjutkan pendidikan di lembaga yang sama, yakni Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI) ASRI pada 1982.

Butet Kartaredjasa yang dikenal sebagai seniman panggung dan raja monolog tengah memamerkan puluhan lukisan karyanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News