Menyongsong Rencana Penyatuan Tiga Zona Waktu
Senin, 04 Juni 2012 – 05:00 WIB
"Bagi Indonesia ini bukan hal yang baru. Kakek kita mengalami satu zona waktu, mana (ada) kita protes sama Jepang. Tahun 1942-1945 kita ngikutin GMT+9," sebutnya.
Edib menambahkan, penyamaan waktu antara indonesia barat, tengah, dan timur diyakini akan dapat mengangkat 20 persen PDB (produk domestik bruto) Indonesia. Sebab, ada angkatan kerja berjumlah 190 juta orang yang akan melakukan pekerjaannya secara bersama-sama, tidak terpisah jarak waktu. "Kalaupun ada sejumlah pihak yang keberatan saat ini mungkin karena belum paham betul seperti apa manfaatnya," kata dia.
Menurutnya, tidak banyak kendala yang dikhawatirkan soal penyatuan zona waktu, sehingga tidak ada alasan untuk menunda-nunda lagi. Namun, karena memperhitungkan masa sosialisasi yang diminta Bank Indonesia selama 90 hari, KP3EI pun melakukan simulasi bahwa penyatuan zona waktu paling cepat bisa dilakukan bertepatan Hari Sumpah pemuda yang jatuh pada 28 Oktober.
"Kalau pun ada kendala, lebih bersifat penyesuaian. Misalnya jam masuk anak sekolah, jam para pekerja pabrik. Saya kira bisalah dalam satu bulan penyesuaian itu," tukasnya.
BAYANGKAN Anda tinggal atau sedang berada di Jayapura. Ada uang, katakanlah USD 1.000, yang butuh Anda tukarkan ke rupiah begitu bank mulai buka
BERITA TERKAIT
- 50 Jurnalis dapat Beasiswa S2 dari BRI Fellowship Journalism
- Diminati Pasar, The Hudson Manhattan District Tahap 2 Dilanjutkan
- Potensi Industri Fesyen Indonesia Besar, Desainer Malah Kesulitan, Ada Apa?
- bjb syariah Raih Penghargaan Bergengsi di Milad Ke-14
- DAIKIN Proshop Designer Award 2024 Resmi Digelar, Beri Tantangan Ekspresikan Ide Ruang Hidup Ideal
- AgenBRILink Berprestasi di Yogyakarta Terima Mobil dari BRI, Asyik!