Merdeka

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Merdeka
Sejumlah warga membentangkan Merah Putih, tahun lalu. Foto: Ricardo/JPNN.com

Kelompok anak-anak muda revolusioner ini dipimpin oleh Sukarni, Chraerul Saleh, dan kawan-kawan.

Mereka menjadi kekuatan perjuangan klandestin yang tidak mau bekerja sama dengan Jepang. Kelompok ini bersimpul kepada Soetan Sjahrir yang memilih jalan perjuangan klandestin yang berbeda dari Soekarno dan Hatta.

Setelah Jepang kabar penyerahan Jepang sampai kepada para pejuang, desakan untuk mengumumkan kemerdekaan muncul sangat kuat dari kalangan anak-anak muda ini.

Soekarno dan Hatta didesak untuk secepatnya mengumumkan kemerdekaan, tanpa harus menunggu izin Jepang.

Soekarno menolak desakan para pejuang muda itu, karena Soekarno tidak ingin merusak hubungan dengan Jepang yang sudah memberi jaminan akan mendukung kemerdekaan Indonesia. Para pemuda tidak sependapat dengan Soekarno.

Jepang sudah lumpuh, dan Indonesia mengalami vacuum of power. Sekaranglah saat yang tepat untuk mengumumkan kemerdekaan.

Delegasi pemuda Indonesia menghadap Soekarno di rumahnya di Jl Pegangsaan Timur, Jakarta, mendesak dan memaksa Soekarno mengumumkan proklamasi. Soekarno menolak.

Terjadi perdebatan sampai saling gertak dan ancam. Soekarno bergeming. Pada pemuda mundur.

Sayuti Melik mengetik dengan mesin pinjaman dari rumah konsul Jerman. Setelah selesai, ia lupa..

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News