Mereka Berjuang, demi Mencerdaskan Anak Bangsa

Mereka Berjuang, demi Mencerdaskan Anak Bangsa
Mereka Berjuang, demi Mencerdaskan Anak Bangsa
Wanita asli Jakarta tersebut juga melihat motivasi calon murid. "Kalau kelihatannya anaknya males, nggak ada motivasi, nggak kami terima. Itu ketahuan dari cara bicaranya. Kami juga tes tambah kali (tes berhitung, Red). Kalau nggak bisa, nggak diterima. Yang terpenting, kami cari anak yang paling miskin dan NEM-nya (nilai Ebtanas murni, Red) rendah sehingga tidak diterima di sekolah negeri," paparnya.

 

Meski telah menyaring sebegitu ketat, Ade tidak memungkiri bahwa seleksi alam terjadi di sekolah binaannya. Tidak sedikit murid yang keluar karena malas dan memilih bekerja. "Banyak orang tua yang tak mendukung anaknya sekolah. Mereka lebih suka anaknya kerja bantu mereka," keluhnya. Saat ini murid binaan Ade di kelas VII dan VIII berjumlah 34 siswa, sedangkan siswa kelas IX sudah habis.

:TERKAIT Jika Ade ketat, Dedi Rosadi lebih lunak dalam mengelola pendidikan amalnya. Selama sepuluh tahun, Dedi merintis yayasan yang dia beri nama Yayasan Nurani Insani. Lima tahun pertama dia mengumpulkan anak-anak miskin, telantar, dan pemulung di sekitar Pasar Kembang, Jogjakarta. Lebih dari satu tahun dia mengabdi. Mereka diajak belajar di stasiun kereta api sampai di bawah jembatan.

 

Pria kelahiran Jakarta itu kemudian memilih kembali ke tempat kelahirannya di Jalan Petamburan, Jakarta Barat. Di tempat tersebut, dia mengembangkan yayasan melalui pemberian kesempatan kepada anak-anak miskin, telantar, dan pemulung untuk mengenyam pendidikan.

 

SEKOLAH Gratis. Semenjak pemerintah mencanangkan wajib belajar sembilan tahun, sekolah gratis memang tidak lagi sebagai wacana. Setidaknya hingga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News