Mereka Menari-nari saat Warga Takut

Mereka Menari-nari saat Warga Takut
Mereka Menari-nari saat Warga Takut
Selain memburu warga etnis Uzbek, serdadu Kirgistan dari kesatuan yang seharusnya netral itu, juga disebut membakar sejumlah gedung. Akibatnya, beberapa warga Shai-Tubeh tewas dan sejumlah besar lainnya terluka. "Yang paling memilukan hati, saat kami berusaha keras melarikan diri dari kebakaran, para serdadu berseragam tersebut tertawa-tawa dan menari-nari di jalan," ujar Abdukadyrov dengan suara bergetar.

Ironisnya, bukan hanya Shai-Tubeh yang menjadi saksi kebrutalan militer Kirgistan. Rabu (16/6), sebuah masjid di perbatasan Uzbekistan yang menjadi tempat mengungsi warga etnis Uzbek juga menjadi sasaran amuk militer. Di beberapa wilayah lain di Osh, warga juga melaporkan aksi nekat militer Kirgistan. Bahkan, bukan hanya senapan otomatis yang menjadi senjata, tapi juga kendaraan lapis baja.

"Khawatir menjadi sasaran berikutnya, warga di sekitar tempat tinggal saya memblokade jalan raya yang menjadi akses utama menuju wilayah kami," kata Halisa Abdurazakova, salah seorang dokter yang ditugaskan di tempat pengungsian. Sayangnya, lanjut perempuan 37 tahun itu, blokade yang disusun dari batu-batu besar tersebut hancur setelah ditabrak tank militer. Akibatnya, wilayah tempat tinggal Abdurazakova pun tidak lepas dari kebrutalan militer Kirgistan.

Insiden di Shai-Tubeh dan wilayah sekitarnya itu, lantas membuat masyarakat internasional mempertanyakan sifat bentrok antaretnis yang bukan baru kali ini pecah di Kirgistan. Yakni, apakah bentrok yang merenggut nyawa sedikitnya 191 orang itu spontan, atau sudah direncanakan. Nama presiden terguling, Kurmanbek Bakiyev pun, sempat muncul sebagai tersangka dalang kerusuhan.

Militer Kirgistan yang diterjunkan ke Kota Osh, justru menjadi momok bagi warga di wilayah selatan negeri Asia Tengah itu. Bertugas menegakkan perdamaian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News