Mereka Menjaga Semangat Toleransi Dalam Kidung Rohani

"Kalau kami sedang beribadah, saudara kami yang Muslim akan bantu pengamanan dan lainnya. Setelah ibadah, kalau ada perayaan baru kolaborasi musik hadrat dan terompet akan tampil. Masyarakat sangat senang dan positif melihat kolaborasi ini," katanya.
External Link: video hadrad dan terompet Ambon
Kolaborasi grup musik hadrad dan terompet gereja ini selalu tampil bersama, tidak hanya pada momen Natal, tapi juga pada beragam acara keagamaan seperti Paskah, peresmian gereja, lebaran hingga Idul Kurban maupun acara-acara non keagamaan.
Menurut pimpinan musik hadrat Tanah Lapang Kecil (Talake), Defi Bin Umar, para personil kelompok musik hadrad dan terompet ini terdiri dari pemuda beusia antara 10 - 30 tahun, berlatih bersama menjaga kekompakan musik mereka.
"Personil dari dua kelompok musik hadrat dan terompet ini tidak cuma saling hapal lagu-lagu rohani dari kedua kelompok, tapi juga lagu-lagu khas Maluku," jelasnya.
Kerukunan antarwarga Muslim Talake dan jemaat Gereja Rehobot di Batu Gantung juga diwujudkan dalam kerja bakti menjelang perayaan hari besar keagamaan.
Bahkan jemaat Gereja Rehoboth juga rutin menyumbangkan sapi untuk saudaranya warga Muslim pada hari raya Idul Kurban.
Musik rohani Betawi

- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya