Mereka yang Berbahagia di Tengah Amukan Badai

Mereka yang Berbahagia di Tengah Amukan Badai
Badaisuper Mangkhut menghantam pesisir Tiongkok, mengakibatkan Hong Kong dan Makau lumpuh sementara. Foto: AFP

jpnn.com - Randy Manois dan Jennifer sudah lama menantikan 14 September. Pada tanggal itu, sejoli Filipina tersebut mengikat janji suci. Tapi, ternyata ada pihak lain pula yang sudah mengincar tanggal yang jatuh pada Jumat tersebut. Yakni, badai Mangkhut alias Ompong.

Pesta pernikahan baru memasuki acara puncak saat gemuruh angin terdengar. Hadirin yang memadati Kafe Kapitan di Marinka City, Filipina, pun semburat.

Jendela bergetar dan suara seperti kayu retak terdengar sebelum akhirnya lampu padam. Kaca-kaca jendela pecah satu per satu. Angin berembus kencang masuk ke ruangan.

"Istri saya ketakutan dan semua orang panik. Syukurlah semua orang selamat," ujar Manaois seperti dilansir Metro pada Minggu (16/9).

Berbeda dengan Manaois, Liang justru punya cerita bahagia di balik badai. Dia melahirkan tepat saat Mangkhut menyapu kota tempat tinggalnya, Shenzhen, Tiongkok. Bayinya lahir di Longgang Mother and Children Health Care Hospital dan Liang menamainya Mangkhut.

Kisah serupa terjadi di North Carolina, Amerika Serikat (AS). CNN melaporkan, pasangan Rachel dan Levi English dievakuasi dari rumahnya Selasa (11/9). Rachel yang hamil tua lantas melahirkan pada Jumat (14/9) saat Badai Florence melanda.

"Ini adalah kisah menarik yang kelak bisa diceritakan kepadanya," ujar English. (sha/c10/hep)


Hari pernikahan dan kelahiran anak adalah momen tak terlupakan. Tapi bagaimana jika hari bahagia tersebut bersamaan dengan datangnya badai Mangkhut?


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News