Merpati Dituding Lakukan Politisasi Kasus Avtur

Belum Lunasi Utang ke Pertamina Rp 270 M

Merpati Dituding Lakukan Politisasi Kasus Avtur
Merpati Dituding Lakukan Politisasi Kasus Avtur
Harun mengatakan, pihaknya tak ingin apa yang terjadi pada Merpati saat ini menular ke Pertamina. Pasalnya, jika Pertamina terus-menerus memasok avtur namun tanpa ada kepastian kapan utang bakal dilunasi, justru pihaknya yang akan merugi. “Kita perlu ada kepastian kapan utang akan di bayar. Sebab, kalau seperti ini terus tidak sehat untuk Merpati dan Pertamina,” ujarnya.

Dengan jumlah utang avtur yang sedemikian besar, Pertamina tidak bisa lagi mentolelir dan diharapkan Merpati beritikad baik membayar meskipun dengan cara mencicil. Sebenarnya, menurut Harun, harga tiket dibebani untuk bahan bakar, semestinya dari tiket tersebut bisa dibayarkan untuk utang mereka agar tidak selalu bertambah.

Pertamina menghentikan pasokan avtur untuk Merpati Nusantara Airlines, khususnya di Bandara Juanda dan Hasanuddin, Ujung Pandang, sejak Sabtu (15/10) dini hari lalu. Kewajiban yang perlu diselesaikan Merpati yakni long outstanding (utang tahap I) sebesar Rp 212 miliar yang merupakan akumulasi pengambilan avtur yang tidak dibayar selama periode 2006-2007 dan kewajiban atas timbulnya utang pengambilan Avtur sampai 26 Agustus 2011 (utang tahap II)  Rp 44,2 miliar dan USD 700 ribu yang timbul dari pengambilan avtur setelah periode 2006-2007.

Sehingga kerugian Pertamina atas kedua kewajiban Merpati tersebut masing-masing Rp 256,78 miliar dan USD 700 ribu, dimana nilai tersebut belum termasuk denda dan bunga. Utang tersebut juga belum diakumulasikan dengan utang berjalan yang menurut catatan Pertamina terhitung hingga 15 Oktober 2011 pukul 00.00 mencapai Rp 3,83 miliar dan USD 104.163,65 dengan belum memperhitungkan pengambilan avtur pada

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) memutuskan tetap menyetop pasokan avtur ke PT Merpati Nusantara Airlines lantaran tak ada tanda-tanda itikad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News